Mohon tunggu...
Lia Cisilia
Lia Cisilia Mohon Tunggu... -

seorang wanita yang sedang belajar menjadi ibu yang baik dan selalu ingin belajar tentang kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aku Bosan Menjadi Istri

30 November 2011   15:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:00 3574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bahkan sampai aku melahirkan anak keduaku,aku masih saja memendam kemelut itu di hidupku. Apalagi aku memutuskan untuk tidak bekerja dan full time mengurus rumah tangga. Rasanya,pekerjaan rumah itu kok lebih berat daripada pekerjaan di kantor. Ditambah lagi,aku punya bayi kecil dan berat badanku mulai overweight. Tapi aku mau menyalahkan siapa???? Memang itulah kondisi yang harus aku alami kan??

Akhirnya pada suatu malam,saat anak anak dan suamiku sudah tidur. Aku terdiam, merenungi apa yang sedang aku alami,aku bertanya tanya apa sih yang salah dalam hidupku..... Saat itu satu per satu benang kusut yang membelenggu batinku mulai bisa ku urai..... Dan setelah perenungan itu,aku mulai mencari "wangsit". Tentu saja aku tidak mencarinya sambil bersemedi di kuburan ataupun di gunung atau di tempat tempat yang dianggap mampu memberikan wangsit. Saat suamiku bekerja,anak pertamaku sekolah dan bayiku tertidur,saat itulah aku mencari wangsit. Aku membaca buku buku tentang spiritualitas seorang wanita. Aku membaca buku favoritku sejak aku kuliah, Chicken Soup. Buku yang berisi kisah kisah inspiratif.

Dan suamiku tahu betul,aku adalah seorang wanita yang aktif, yang selalu haus akan wawasan. Dia tidak ingin,setelah aku melepas karierku,aku menjadi wanita yang pasif, yang buta akan berita dunia dan mati gaya. Lalu,suamiku membelikan aku DVD tentang kisah para ibu rumah tangga, Desperate Housewives. Dan suamiku membelikan aku seperangkat komputer, agar aku bisa browsing kapanpun aku sempat. Dari apa yang aku baca, aku dengar dan aku lihat,aku mengambil satu kesimpulan bahwa, dimana mana setiap istri pasti mempunyai konflik batin dalam hidupnya. Sekarang bagaimana kita saja menyikapi hal itu. Apakah kita akan tetap membiarkan diri kita tenggelam dalam konflik yang tak berkesudahan? Atau kita memilih jalan damai,mencari solusi untuk menyelesaikan konflik itu? Pilihan ada ditanganku. Dan aku memilih untuk mencari jalan damai.

Sejak itu hidupku mulai berubah. Aku mulai bisa mengambil satu per satu ilmu yang aku dapatkan dari buku,internet bahkan dari curhatan teman. Aku mulai menyadari kodratku sebagai seorang istri. Dan setelah aku merasakan bahwa aku sudah menemukan wangsit itu,aku mulai nyaman menjalani hari hariku. Aku melangkah riang dan penuh senyum di hati saat aku harus memberikan kasih sayangku bagi suamiku. Seolah tak ada lagi beban di hatiku. Hingga suatu malam,aku bersujud dalam doa,aku berkata, "Tuhan,menjadi seorang istri itu tenyata indah. Dan aku bersyukur karena Engkau memberiku "jabatan" sebagai sorang istri."

Suatu proses yang cukup menyita waktu,tenaga dan pikiranku untuk bisa menyadari dan menerima dengan tulus posisiku sebagai istri. Dan kini, tak ada yang aku sesali lagi. Terlebih saat aku menyadari peran suamiku dalam hidupku. Dia memang bukan lelaki yang romantis,tapi dia selalu memberiku kejutan kejutan kecil yang bisa meluluh lantakkan hatiku. Dia memang bukan lelaki yang bisa menjagaku 24 jam,tapi dia mengajarkan aku untuk menjadi istri yang mandiri. Yang tetap bisa survive saat suami dalam kondisi terburuk, yang tetap kuat dan tak manja..... Dan aku menyadari betul dia adalah lelaki terbaik yang telah dipilihkan Tuhan untuk menjadi suamiku. Dan aku bersyukur tiada habisnya, karena aku telah menjadi istrinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun