"Kira-kira bisa tembus ke SMA Negeri enggak ya mas?"
"Insyallah bisa, cuman mungkin SMA Negeri pada level ke dua. Tapi kalau di SMAN I Purwokerto ini bisa masuk."
"Enggak lah mas. Aku dah mantep di Jogja.
Tibalah waktunya aku harus berangkat ke Jogja untuk mendaftar di SMAN di Jogja. Kedua orang tuaku terlihat berat untuk melepaskan anaknya yang masih relatif belia. Terutama ibu.
"Le, koe sing priatin yo. Neng kono gak ono sedulur," kata ibuku lirih sambil meneteskan air mata.
"Njih, insyallah sama Mas Ermanu aman mak," jawabku.
Aku ke Jogja bersama Mas Erfi, adik Mas Ermanu yang sekolah di SMA Muhi Jogja. Bapak mengantarku sampai terminal Purwokerto. Setelah bus mau berangkat, bapak mengelus-ngelus pundak dan kepalaku berkata, "sing ati-ati yo le."
"Njih, matursembahnuwun pak," jawabku sambil salim dan menyium tangannya dengan takzim.
Aku pandangi bapak dan melambaikan tangan dari kaca bus yang membawaku ke Jogja untuk yang pertama kalinya. Bapak masih belum beranjak dan melihat bus walaupun sudah jauh. Entah apa yang dia pikirkan waktu itu.
Aku bangga dengan kedua orang tua yang mendukung anaknya untuk maju meraih cita-citanya. Semoga ini menjadi amalan baik beliau berdua yang di catat malaikat. Aamiin YRA.
Bersambung......