4. Metode belajar di masa pandemi dan Kualitas Guru. Pandemi menuntut kualitas guru yang baik, yang dapat menyesuaikan diri dengan cepat pada penggunaan daring dan metode yang mengikutinya.
Pada realitanya, kita bukan hanya kekurangan 1,1 juta orang guru (mayoritas dialami di tingkat SD) karena persoalan rekrutmen dan penerapan status honorer serta penggajian yang bermasalah. Persoalan absenteeism berkontribusi pada persoalan kualtias guru.
Di banyak wilayah terpencil, banyak guru bekerja dengan status honorer selama bertahun tahun dan mereka juga ‘nyambi’ kerja lain sebagai fasilitator program nasional seperti PKH dan kadang kadang membantu menjadi enumerator ketika pemerintah membuat survai.
5. Kesiapan Metode Daring. Dengan penggunaan metode daring, bila sistem pendidikan tidak disesuaikan, murid akan mengalami tantangan besar karena selama ini sudah punya beban belajar yang tinggi.
Dalam hal pendidikan tinggi, 90% dari 4.000 lembaga pendidikan tinggi (universitas, akademi, politeknis dan institute) di Indonesia adalah milik perguruan tinggi swasta, sementara 40% dari 6,9 juta mahasiswa memilih untuk belajar di perguuan tinggi pemerintah. Terdapat 235 univseritas di Indonesia yang tidak bisa beroperai karena kualitasnya tidak memenuhi standard pendidikan yang diterapkan.
Ketidaksesuaian jenis pendidikan dengan sektor dan lapangan kerja atau 'link and match' memang persoalan besar.
Bila sektor pendidikan masih terus dalam cengekeraman politik pendidikan seperti yang selama ini terjadi, seperti disebutkan dalam "Beyond access: Making Indonesia's education system work", dan Studi " The Politics of Education in South East Asia: A Comparative Study on Decentralization Policy in Primary Education in Indonesia and Thailand" (Mouliza Kristhopher Donna Sweinstani) maka tantangan  membuka sekolah di masa pandemic menjadi sangat besar.
6. Masa Pandemi dan Situasi Sistem Pendidikan Indonesia. Adalah wajar bila kemudian muncul komentar bahwa anak Indonesia bagaikan tidak sekolah selama setahun penuh di masa pandemi.
Dan, kalau pun proses pendidikan dilakukan melalui daring, maka proses belajar mengajar itu diselenggarakan dengan berbagai kekurangan, baik dari sisi materi, metodologi dan dengan kualitas guru yang belum memadai. Penyesuaian kurikulum juga belum dilakukan. Ini tentu membuat guru kelimpungan.
Dilaporkan bahwa banyak sekolah swasta terpaksa ditutup karena orang tua siswa tidak bisa lagi membayar uang iuran sekolah.
Meskipun saat ini pemerintah sedang mengupayakan subsidi pulsa, terdapat begitu banyak persoalan lain yang menghambat proses belajar terjadi dengan efektif.