Di Jawa Timur, 40% responden menyatakan bahwa anak mereka mendapatkan pembelajaran via daring, sementara di NTB kurang dari 10% dan di NTT kurang dari 5%.
Selebihnya, mereka belajar melalui offline buku dan lembar kerja siswa. Latar belakang pendidikan orang tua tentu juga mempengaruhi bagaimana proses belajar ini.
Di beberapa wilayah, karena keterbatasan sinyal, banyak guru melakukan proses belajar dari rumah ke rumah. Ini demi menjawab kebutuhan yang makin kritis.Â
Dengan realitas ketimpangan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyediakan pembelajaran melalui TVRI Â dan RRI mulai 13 April lalu. Pendekatan ini diharapkan bisa menjangkau lebih banyak siswa.
Persoalan murid yang terinfeksi covid19 di pesantren cukup problematik karena jumlahnya tinggi.Â
PR Lama Sektor Pendidikan dan Masa Pandemi
Sebelum pandemic covid-19, sistem pendidikan kita punya PR besar. Ini sempat saya tulis di Kompasiana pada artikel ini, yang saya tulis di kala Nadiem masih gress menjadi menteri Pendidikan Nasional.
1. Kinerja Pendidikan. Hasil Programme for International Student Assessment ( PISA) untuk kinerja siswa pendidikan menengah Indonesia tahun 2018 telah diumumkan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Hasil PISA tersebut menunjukkan bahwa kemampuan baca siswa Indonesia adalah 371, berada dalam kelompok kurang bersama dengan negara-negara seperti Saudi Arabia, Maroko, Kosovo, Republik Dominika, atau Kazakhstan dan Filipina.Â