Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Darurat Pendidikan dalam Gelombang Pandemi

1 September 2020   07:57 Diperbarui: 2 September 2020   07:52 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : the Jakarta Post

Foto : the Jakarta Post
Foto : the Jakarta Post
Lokasi responden mempengaruhi proses belajar daring. Makin terpencil makin kecil rasio mereka yang belajar dengan metode daring.

Di Jawa Timur, 40% responden menyatakan bahwa anak mereka mendapatkan pembelajaran via daring, sementara di NTB kurang dari 10% dan di NTT kurang dari 5%.

Selebihnya, mereka belajar melalui offline buku dan lembar kerja siswa. Latar belakang pendidikan orang tua tentu juga mempengaruhi bagaimana proses belajar ini.

Di beberapa wilayah, karena keterbatasan sinyal, banyak guru melakukan proses belajar dari rumah ke rumah. Ini demi menjawab kebutuhan yang makin kritis. 

Dengan realitas ketimpangan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyediakan pembelajaran melalui TVRI  dan RRI mulai 13 April lalu. Pendekatan ini diharapkan bisa menjangkau lebih banyak siswa.

Persoalan murid yang terinfeksi covid19 di pesantren cukup problematik karena jumlahnya tinggi. 

Wisuda murid penyintas covid19 ponpres ( Foto ANTARA diunggah dari Kompas.com)s
Wisuda murid penyintas covid19 ponpres ( Foto ANTARA diunggah dari Kompas.com)s
Semua proses ini tentu tidak mudah, namun pelan berjalan.

PR Lama Sektor Pendidikan dan Masa Pandemi

Sebelum pandemic covid-19, sistem pendidikan kita punya PR besar. Ini sempat saya tulis di Kompasiana pada artikel ini, yang saya tulis di kala Nadiem masih gress menjadi menteri Pendidikan Nasional.

1. Kinerja Pendidikan. Hasil Programme for International Student Assessment ( PISA) untuk kinerja siswa pendidikan menengah Indonesia tahun 2018 telah diumumkan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Hasil PISA tersebut menunjukkan bahwa kemampuan baca siswa Indonesia adalah 371, berada dalam kelompok kurang bersama dengan negara-negara seperti Saudi Arabia, Maroko, Kosovo, Republik Dominika, atau Kazakhstan dan Filipina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun