Harum Paku Balai berbumbu Bekalain tercium naik ke bumbungan betang, terbang ke langit langit dan mengalir di arus sungai-sungai.
Kembung kenyang mereka dihantar Dian Kalang.
Tak pernah kudengar anak mati sia-sia. Kuberi mereka Lirang Tana, penawar maha sakit dan duka.
Kuberi cukup istanamu dengan  Belien, Kapun, dan Penjae
Dan kubiarkan perahu Saleng Tebulo berkayuh sepanjang sungai.
"Serakah!".
"Benar benar serakah!"
Kini kau rampok semua kupunya.
Kau hanya sisakan lubang menganga tepat di retakan nadi kehidupanmu saja.
Siang malam air mataku tumpah tanpa kuasa. Terjungkal tumpukan akar. Terbanting pepohonan.
Laki laki bebal itu datang lagi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!