Mengapa saya kok repot amat sih? "Lha nulis ya tinggal nulis, kok pakai ribet.".Â
Sebetulnya tidak repot atau ribet, karena tanpa sadar saya telah memiliki kebiasaan di kepala saya ketika menulis. Jadi, mohon jangan dibayangkan seakan hidup saya hanya untuk Kompasiana. Saya punya aktivitas pekerjaan yang memenuhi kalender tahunan saya. Saya juga punya kehidupan sosial. Saya juga punya keluarga.Â
APA ARTINYA HL BAGI SAYA?Â
HL merupakan insentif (bukan tujuan) untuk tetap menjaga agar tulisan itu tak menabrak koridor etika, akurasi dan substansi. Juga, artikel perlu ada pesan, apapun itu namanya, plus ada nilai kebaruan. Itu bagi saya.Â
Saya menyadari bahwa ketika suatu tulisan adalah HL, ia memiliki kesempatan untuk dibaca lebih banyak orang. Dan, saya jadi lebih sadar untuk memastikan tulisan itu masuk prinsip prinsip di atas.Â
Saya jaim? Tidak juga! Saya menjaga? Iyalah!. Saya kan gunakan identitas asli saya di Kompasiana. Sementara saya punya pekerjaan dan keluarga. Jadi, mau tidak mau, saya bertanggung jawab langsung pada apa yang saya tulis. Sesederhana itu. Tak ada rahasia. Sudah terlalu tua bagi saya untuk membuat sensasi yang tak perlu.Â
Tapi sekali lagi, tidak ada pakem. Saya hanya menulis. Dan menulis. Tak ada 'stress' atau penjara. Justru menulis adalah untuk melepaskan stress. Saya menulis dan 'upload'. Serahkan pada semesta. Nikmati.Â
Ingat puisi dan cerpen saya yang sangat amatiran dan picisan? Nah itu saya banget. Saya tidak terlalu pusing dengan apa yang saya tulis. Juga saya tak risau dengan komentar kawan. Masa dibilang jaim? No lah. Bahwa iri untuk bisa menulis baik kepada cerpen dan puisi karya Fiksiana keren itu normal, kan?! Mereka idola.Â
Lalu, apa tantangan yang saya masih harus kelola dan belajar lebih baik?
Satu, saya tidak bisa atau belum mampu menulis pendek. Saya punya masalah dengan kalimat efektif efisien. Lihat saja tulisan ini. Ini tantangan. Mungkin saya harus punya tujuan untuk mampu menulis Opini dalam 1200 kata. Seperti syarat Opini di Kompas.Â
Kedua, saya hampir selalu gagal menuliskan artikel 'pesanan' untuk advertorial, misalnya tentang Program Keluarga Harapan (PKH). Susah. Saya kebetulan bekerja dan terlibat cukup banyak dengan PKH.Â