Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kalimantan Timur, Kerlip Bintang, dan Obrolan Warung Kopi Jakarta

27 Oktober 2019   16:11 Diperbarui: 29 Oktober 2019   18:24 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik tanah atas interes swasta bisa saja terjadi. Investigasi yang memadai perlu dilakukan.

Kota Kota Baru dan Urbanisasi
Soal urbanisasi juga aspek kritikal yang potensinya perlu ada dalam hitungan pembangunan ibu kota baru. Apalagi ini soal ibu kota. Pertimbangan sosial perlu diperhatikan, dan bukan hanya soal rancangan dan pembangunan logistik dan infrasruktur saja.

Diperkirakan, lebih dari 51 % penduduk Indonesia hidup di perkotaan (Perkiraan UN DESA, 2018). Diestimasikan, proses urbanisasi dunia akan mencapai sekitar 66% pada 2050, dan akan terdapat 234 juta penduduk Indonesia akan hidup di perkotaan di tahun 2015.

Ini tentu angka yang membawa pula tantangan tentang bagaimana dunia, termasuk Indonesia mengembangkan kota kotanya. Apakah kota kota industri dengan wilayah kumuh, atau kota dengan peradaban yang memfasilitasi masyarakat dan bangsa untuk hidup berkualitas.

Saat ini, di Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada), terdapat sekitar 81% city dweller atau penduduk perkotaan sementara terdapat sekitar 80% penduduk kota di Amerika Latin dan Karibia, sementara sekitar 74% di Eropa.

Adalah wajar bila Indonesia perlu belajar dari beberapa negara seperti Malaysia, China, Sri Lanka, Nigeria, Kenya, Oman and Saudi Arabia dalam membangun kota kota barunya.

Di Malaysia, dikenal Kota Hijau "Green cities". Kota ini hanya 2 Km jaraknya dari Singapura Utara. Pembangunan kota ini sempat menjadi kontroversi karena dibangun di atas reklamasi laut. Kota ini dirancang untuk hidup 700.000 penduduk kota dan mencakup 14.000 km2 atau seluas Central Park di New York.

Kota Hijau Malaysia (the Woeld Economic Forum)
Kota Hijau Malaysia (the Woeld Economic Forum)
Kita ini dirancang untuk tidak ada mobil probadi, sehingga kita ini jauh dari polusi. Kota ini direncanakan selesai di tahun 2035 dan hendak menampung 220.000 tenaga kerja.

Kota Hijau Cina (the World Economic Forum)
Kota Hijau Cina (the World Economic Forum)
Kota Hutan di Cina (Foto Stefano Boeri Architetti) dibangun dekat Liuzhou di Cina dinilai memiliki kesamaan dengan kota baru di Malaysia. Ini dirancang oleh arsitek Italia,

Stefano Boeri Architetti. Proyek ini akan menjadi wilayah tempat tinggal 30.000 penduduk, dengan wilayah kota komersial dan lengkap dengan ruang rekreasi. Kota akan dibangun dengan tanaman dan kota, serta seranggap untuk menyerap 10.000 ton C)2 tiap tahunnya serta menghasilkan oksigen sebanyak 900 ton per tahun.

Kota Pelabuhan Baru Srilangka (World Econom8c Forum)
Kota Pelabuhan Baru Srilangka (World Econom8c Forum)
Kota Pelabuhan Kolombo, Sri Lanka (Port City Colombo, Sumber : World Economic Forum.com) adalah kota di wilayah pantai Srilangka yang dibangun di atas wilayah reklamasi lebih dari 200 hektar. Kota baru ini menjadi salah satu kota pelabuhan tersibuk. Ini akan menjadikan kota strategis dalam politik perdagangan Srilangka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun