Beberapa negara menggunakan komputasi propaganda untuk memengaruhi operasional dan kebijakan luar negeri. Ini terjadi di Cina, India, Iran, Pakistan, Rusia, Arab Saudi, dan Venezuela dengan menggunakan platform untuk memengaruhi masyarakat global;
Cina adalah satu dari beberapa negara utama yang mengalami era disinformasi. Sampai dengan demonstrasi besar-besaran di Hongkong, penggunaan propaganda menggunakan platform Weibo, WeChat, dan QQ. Cina juga menggunakan FB, Twitter dan You Tube dan ini dianggap mengancam demokrasi;
Dari semuanya, FB adalah medsos pilihan untuk memanipulasi berita. Di 56 negara, termasuk Indonesia, ditemukan propaganda menggunakan FB adalah yang terbesar.
Dalam hal penggunaan siber, Indonesia termasuk negara yang menggunakan ketrampilan tingkat "rendah" yang menggunakan manusia dan robot saja dalam propaganda. Sementara terdapat beberapa negara lain yang menggunakan bukan hanya manusia dan robot tetapi juga metode yang lebih canggih.Â
Sementara kita mengkritik media yang makin lemah untuk mendorong demokrasi, masyarakat sipil yang terlena juga makin tidak peduli dengan substansi dan konten media. Ini tentu tantangan tersendiri.Â
Apakah memang kita terlalu bodoh untuk jadi masyarakat sipil yang punya media yang mendorong demokrasi?
Pustaka : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, Delapan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H