Politik Indonesia memang menjijikkan. DPR berisi orang orang pemalas, mau enaknya sendiri, bodoh, rakus, dan kotor serta culas dan keji. Deskripsi apa lagi yang lebih tepat untuk mereka?. Apa yang bisa kita harapkan?
Saat ini, banyak upaya yang terus mendorong Jokowi untuk membuat kesalahan. Ini dimulai dari survai yang mendorong dorong kedua anaknya, Gibran dan Kaesang untuk turut dalam pencalonan walikota Solo.
Lalu minggu yang lalu, Bobby, menantu Jokowi didorong untuk turut serta dalam pencalonan walikota Medan.
Saya pikir pak Jokowi perlu waspada. Ini semua akan mendorong pada kemungkinan dan tendensi isu konflik kepentingan di kemudian hari. Jokowi selaku Presiden dan anak menantunya ada di ranah pilkada eksekutif yang sarat dengan isu politik dan konflik kepentingan.
Sudahlah, pak Jokowi. Tahan dulu 5 tahun ini. Larang anak menantu Bapak untuk terlibat di dunia politik. Ini demi Bapak, posisi Bapak selaku Presiden RI dan demi bangsa ini.
Bapak akan diganggu isu politik dinasti yang sudah jelas merugikan situasi Bapak. Mbok ya belajar dari begitu banyak kasus politik dinasti sejak masa Sukarno dan Soeharto.
Selama ini, Bapak diselamatkan oleh bersihnya bapak dari konflik kepentingan.Â
Aksi Lewat Surel dan Kekuatan Petisi
Seorang kawan yang membaca artikel saya ....berujar "Wah, mbak...adrenalin saya sudah naik baca artikel ini. tapi kok endingnya berdoa". Saya jawab "Saya lari ke doa ketika pemikiran dan upaya kita mentok. Lagi pula, kita lihat situasinya genting. Ucapan yang salah dapat saja memancing situasi lebih buruk. Meski itu di lingkungan kita terkecil".
Namun, saya kemudian ingat pula percakapan saya dengan salah seorang sahabat. Ia bertanya soal kekuatan petisi.
Saya sampaikan kepadanya tentang betapa petisi telah berhasil merubah situasi. Change.org adalah salah satu media online yang menjadi gerakanbaru revolusi sosial.