Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seni Trotoar Cikini Tergilas Revitalisasi

25 Juli 2019   15:02 Diperbarui: 26 Juli 2019   06:07 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trotoar Cikini Saat Ini. Pola yang sama akanngantikan seni trotoar yang ada di depan Bakoel Koffie (Tribunjakarta.co)

Saya pribadi setuju bila trotoar tempat masyarakat pejalan kaki dilebarkan. Ini menjadikan pejalan kaki menjadi warga yang setara. 

Berbagai studi tentang pembangunan area jalan kaki di kota besar di dunia memang menjanjikan kenyamanan bagi warganya. Ini tentu juga disertai situasi dan lingkungan keamanan sehingga warga tidak merasa takut berjalan kaki.

Hal lain yang dituntut suatu kota agar menjadi kota yang nyaman bagi pejalan kaki adalah tata kota yang juga difasilitasi transportasi kota yang ramah lingkungan. Artinya, jumlah mobil perlu dibatasi, sementara infrastruktur kota juga memadai untuk menjamin tersedianya transportasi masal.

Kualitas udara Jakarta tentu harus diperbaiki. Belakangan, laporan menunjukkan bahwa kualitas udara Jakarta menurun dan menjadi sangat buruk. Data pada Kamis 25 Juli 2019, misalnya menunjukkan bahwa AirVisual menunjukkan air quality index (AQI) DKI Jakarta lebih parah dari hari sebelumnya Rabu (24/7) yaitu mencapai nilai 170. Hingga pukul 09.30 WIB, AQI di Jakarta menunjukkan nilai sebesar 158. Nilai tersebut menujukkan udara di Jakarta dikategorikan tidak sehat (Detik.com). 

Idealnya, kota yang memungkinkan masyarakat pejalan kaki berjalan aman dan nyaman akan tumbuh menjadi area yang subur untuk pebisnis pula. Ini menjadi pengalaman beberapa kota besar dunia. Di San Francisco, nilai rumah dan bangunan yang berada pada area pejalan kaki nilainya menjadi meningkat. "Streetscape enhancements add value to an area and are associated with higher rents and the attraction of new businesses. In addition there is good evidence to show that improving walking and cycling environments raises private property values by significant amounts" (strongtown.org).

Memang, di luar cita cita yang baik itu, terdapat beberapa hal yang kemudian menjadi keluhan masyarakat Jakarta.

Pertama, pembangunan dua sisi trotoar, baik sisi kanan dan kiri, dilakukan secara bersamaan. Ini membuat jalan mendadak sempit dan juga dipenuhi bahan bangunan sehingga trotoarpun sama sekali tidak berfungsi selama proses pembangunan.

Kedua, pejalan kaki mengalami kesulitan berjalan kaki di sepanjang jalan Cikini, karena banyaknya lubang yang terjadi dalam pembangunan trotoar, pejalan kuatir akan terperosok. Juga area pembangunan ditutup seng seng. Tentu tak mungkin kita berjalan, meski kita mencoba. Baik bagian kanan dan kiri jalan saat ini berantakan. Artinya, selama pembangunan yang 7 bulan ini, jalan Cikini memang tidak dapat dilalui.

Ketiga, dan ini yang saya paling kesal adalah rusaknya seni trotoar yang saya suka dan ada di depan Bakoel Koffie dan Kafe Dua Nyonya. Itu adalah dua kafe yang saya dan kawan kawan kerja sering janjian bertemu, karena alasan romantisme. Cikini sebagai kota tua dan minuman kopi serta menu wedang dan kue jadul yang enak. Juga, harga makanan dan minuman cukup ramah dengan kantong pekerja.

Seni Trotoar yang Keren Kini Rusak 

Seni Trotoar nampak dari Menteng Huise (Dokumentasi Pribadi)
Seni Trotoar nampak dari Menteng Huise (Dokumentasi Pribadi)
Ketika melewati daerah Bakoel Koffie dan Kafe Dua Nyonya, mata saya mencoba mencari apa yang saya biasanya suka. Seni trotoar. Area trotoar sepanjang 200 meter yang bergambar mural itu merupakan rangkaian kegiatan Fun Actv Art Mural 2015. Ini adalah karya bersama mahasiswa institute Kesenian Jakarta dengan warga Korea Selatan. Jadi, ini karya persahabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun