Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia Butuh Orang "Gila" dalam Kabinet (1)

9 Juli 2019   12:10 Diperbarui: 10 Juli 2019   09:13 1758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menteri Milenial Boleh Saja. Cukup Gila Ga?!

Begitu banyak artikel tentang usulan nama nama anggota Kabinet Jokowi ke depan. Kali ini saya mengusulkan beberapa nama saja. Tentu deretan panjang memerlukan penelitian cukup lama pula. Nama nama yang saya sampaikan di bawah ini adalah nama nama individu yang bisa dianggap gila. Gila karena idenya. Gila karena kerja keras dan ketekunannya. Gila karena berani menerobos isu besar dan berhasil karena keteguhannya. Gila karena tak tergiur duit negara, sementara godaannya meraja lela. Itulah...kita butuh orang gila. 

Kita sudah mengenal Sri Mulyani dan Susi Pujiastuti yang dalam beberapa hal punya kegilaan kegilaan yang terbukti berdampak nyata bagi masyarakat. Mereka tidak cepat 'mutungan' dan tidak ragu melakukan hal yang benar. Merekapun berani keluar dari zona nyaman. 

Nah, pertimbangan usulan nama nama di bawah ini juga untuk menerobos persoalan dan PR Jokowi yang sempat tertinggal. 

Kalau pembaca menilai bahwa usulan saya gila, ya memang ini harus gila. Wong persoalannya gila banget.

1. Tri Mumpuni sebagai Menteri Energi
Saya menduga Tri Mumpuni pernah masuk dalam ajang pencalonan menteri pada kabinet masa SBY maupun Jokowi.


Kiprahnya di sektor enerji terbarukan, khususnya enerji mikro-hidro bukanlah baru. Ia memulai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mickro Hidro (PLTMH) bersama suaminya, Iskandar Budisaroso Kuntoadji. Merek berkeliling ke desa desa dan memanfaatkan berlimpahnya sumber air namun dengan ironi kondisi desa tanpa listrik. 

Hal yang menarik, Tri Mumpuni selalu melibatkan masyarakat dalam pembangunan listrik berturbin air. Setelah data dikumpulkan dan rencana dan anggaran disusun, ia mencari dukungan dana untuk pembangunan pembangkit listriknya.

Ia mengelola lembaga IBEKA yang terdiri dai tim teknis dan tim sosial yang bekerja dengan masyarakat. Ia dan lembaga IBEKA berkonsultasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat. Selanjutnya organisasi masyarakat dibentuk, dengan kepanitiaan yang terdiri dari ketua hingga operator turbin.

Agar pembangkit listrik tenaga air itu dapat menjalankan fungsinya terus-menerus maka daerah tangkapan air di hulu harus dipertahankan seluas 30 kilometer persegi. Tidak boleh ada penebangan hutan dan vegetasi. Ini memang mempertimbangkan keberlanjutan bentang alamnya. 

Saya sempat menjadi saksi proyek pekerjaan IBEKA yang didukung oleh lembaga dana yang bekerjasama dengan pemerintah Indonesia pada tahun 2016 sampai 2018. Proyek itu adalah pembangunan PLTMH adalah di wilayah Sumba Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun