Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ekspor dan Impor Sampah Plastik? Ogah Ah!

6 Juni 2019   11:57 Diperbarui: 8 Juni 2019   06:48 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak-anak, Sampah di Pantai Muncar, Jawa Tengah (Foto : Huffpost)

Apa yang Kita, Warga Indonesia Harus Lakukan?
Negeri ini dalam kondisi darurat sampah plastik. Tak cukup kita hanya menyalahkan dan marah-marah. Sebagai warga tentu kita bisa melakukan sesuatu. 

  • Jangan terlena dan selalu uring-uringan dan terlalu berfokus pada kondisi politik dalam negeri saja dan melupakan isu-isu yang lebih luas, yang tak kalah pentingnya. Isu perdagangan luar negeri dan dampaknya pada lingkungan, serta politik dunia yang mempengaruhi Indonesia perlu juga jadi bagian dari kepedulian kita;
  • Tingkatkan literasi kita terkait plastik. Ini termasuk tidak mudah tertipu oleh promosi korporasi yang mengatakan bisa mendaur ulang plastik dengan cara tertentu.
  • Mendorong melalui diskusi dan kampanye serta advokasi agar pemerintah Indonesia segera melakukan tindakan tegas terkait regulasi perdagangan internasional sampah plastik dan kertas yang mempengaruhi kondisi Indonesia serta aturan korporasi dalam negeri dalam produksi dan konsumsi plastik;
  • Meningkatkan secara progresif kesiapan dan kemampuan kita mengelola sampah yang diproduksi masyarakat dan korporasi di dalam negeri; 
  • Identifikasi dan bangun bisnis alternatif bagi kelompok miskin, perempuan dan laki laki, yang hidupnya tergantung pada mengais sampah. Kita harus super serius tentang ini. 

Bangsa yang besar bukan hanya besar karena jumlah penduduknya yang banyak, yang menjadi salah satu terbesar di dunia. Bangsa yang besar juga bangsa yang terdidik dan memiliki tanggung jawab sosial untuk menyelamatkan negerinya, demi generasi baru yang kita lahirkan. 

Ingat, kita bukan orang tua yang melahirkan generasi dengan warisan sampah. 

Mohon maaf lahir batin. Memaafkan, bukan berarti melupakan tanggung jawab dan dosa kita semua. 

Pustaka: 1, 2, 3, 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun