Susu beras mengandung karbohidrat terbanyak dan memiliki indeks glikemik tertinggi sehingga cenderung meningkatkan gula darah. Karena protein yang rendah, susu beras tidak baik untuk anak kecil, iu hamil dan orang tua. Susu beras, khususnya yang tidak organic juga cenderung mengandung racun arsenic yang tentu memicu kanker.Â
Dengan berkembangnya susu alternatif ini menyebabkan turunnya permintaan akan susu sapi. Di Inggris, antara tahun 2013 sapai 2016 terdapat penutupan sekitar 1000 peternakan.Â
Banyak kalangan muda yang berpendapat bahwa penurunan konsumsi susu sapi bukan hanya akan merubah jenis susu tetapi akan merubah gaya hidup.Â
Sementara itu, dari kacamata industri, mereka mengatakan perubahan perubahan pola hidup dan makan manusia saat ini mengkritisi apa yang terjadi dan diperkenalkan oleh dunia barat. Namun demikian, industri susu alternatif sangat bergembira dengan rejeki ini. Mereka menyebutnya susu alternatif ini sebagai emas putih karena nilai keuntungan yang tinggi dari investasi susu nabati ini.
 Orang baratlah yang memperkenalkan susu, keju dan produk turunan susu lainnya dalam budaya makan dunia. Sementara, secara tradisi masyarakat Indonesia sebetulnya justru telah mengkonsumsi makanan makanan yang saat ini justru diperkenalkan sebagai pengganti atau alternatif makanan konvensional yang selama ini dipasarkan industri negara maju. Mungkin saja begitu. Bagaima menurut anda?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H