Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidur di Bawah Bintang Teluk Sumbang dan Kegalauan pada Nasib Suku Dayak Basap

5 Februari 2019   12:30 Diperbarui: 5 Februari 2019   18:19 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mata Tombak Bertumpuk (Nita Roshita)

Peta Pola Ruang RTRW Provinsi Kaltim 2016-2036
Peta Pola Ruang RTRW Provinsi Kaltim 2016-2036
Catatan saya pendek saja. Namun apa yang terjadi menggangu tidur saya, padahal saya harus mempersiapkan esok hari ke Jakarta. Keindahan bintang yang bekelip di Teluk Sumbang muncul di mimpi saya di Tanjung Redeb dan ketika transit di Jakarta. Penerbangan dari Tanjung Redeb yang transit di Banjarmasin membuat pening kepala. Nampak paparan wilayah bekas galian tambang yang terbuka dengan warna hijau jamrut. Juga petak petak kebun sawit merata di wilayah Berau. Seakan indah, tapi nestapa. 

Keindahan bintang yang berkelip di malam gelap tertutup oleh persoalan persoalan yang ada di wilayah itu. Kepala saya sibuk dengan makna Peta Pola Ruang RTRW Provinsi Kaltim 2016-2036. Peta menunjukkan pengaplingan peruntukan wilayah Teluk Seumbang dan Teluk Sulaiman serta desa desa yang ada di sekitarnya.  Pengaplingan untuk perkebunan swit, pengaplingan untuk tambang minerla non logam dan pengaplingan lain. Pengaplingan pengaplingan ini entah bagaimana terjadi. Milik siapa? 

Pada akhir tahun 2018 lahirlah Instruksi Presiden 08 tahun 2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perizinanan Perkebunan Kelapa Sawit serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit. Inpres ini memiliki misi untuk menyetop adanya ijin baru pembukaan kebun kelapa sawit di Indonesia. Saya sangat berharap Inpres ini akan memiliki akuntabilitas yang kuat. Tak ada lagi pengaplingan pengaplingan yang mengancam keberlanjutan hidup warga asli dan hutannya. 

Kerlip bintang Teluk Sumbang akan selalu saya rindukan. Meski itu rindu yang terus bercampur keresahan dan kekuatiran, juga kemarahan. 

Pustaka :

Leya Cattleya, Catatan analisis sosial, Proyek Listrik Tenaga Matahari dan Mikro Hidro (Millenium Challenge Account Indonesia), 2017
Sulaiman, http://kaltim.tribunnews.com/2016/05/03/bisa-baca-tulis-saja-sudah-cukup-beginilah-potret-pendidikan-anak-di-kampung-teluk-sulaiman.
https://handhikabahaduri.wordpress.com/2016/12/01/teluk-sumbang-sedikit-menoleh-ke-belakang/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun