Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Secangkir Sanger Gayo dan Max Havelaar

4 Januari 2019   10:51 Diperbarui: 4 Januari 2019   14:35 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bentuk badan usaha pengekspor kopi bersertifikasi Fairtrade adalah koperasi. Bentuk usaha koperasi yang menghormati prinsip sukarela, mandiri, demokrasi, dan tata kelola ini menjadi menarik. Terutama dengan situasi mati surinya koperasi di negeri ini. Padahal, Koperasi adalah soko guru ekonomi yang ditetapkan konstitusi. 

Anggota koperasi Fairtrade, yaitu petani kopi, mendapatkan keuntungan tambahan melalui pembagian 'fee premium' dari eksport kopinya. Petani bisa memanfaatkan dana premium untuk perbaikan jalan di sekitar rumah petani.

Bisa untuk membangun klinik kesehatan. Bisa juga untuk membangun PAUD. Atau bisa untuk pemeriksaan kanker serviks. Atau untuk pelatihan. Petani sebagai anggota koperasi yang menentukan penggunaan fee premium. Kesemuanya diputuskan dalam rapat komisi premium yang dilaporkan dalam rapat anggota.

Satu contoh saja. Koperasi Pedagang Kopi Ketiara di Takengon yang didirikan oleh beberapa pengepul dan pedagang kopi pada 2009, telah menyerahkan pemanfaatan dana premium kepada petani. Ketua koperasi Ketiara, Rahmah, yang sejak kecil melihat orang tuanya menjadi pengepul dan pedagang kopi, bangga pada Koperasi yang dipimpinnya.

"Ketika saya menikah, saya mendapatkan sebidang kopi seluas 1 hektar. Karena Kopi adalah satu satunya yang saya pahami, jadilah saya petani kopi. Tahun 1997 saya serius geluti kopi. Jadi pengepul kopi. Pedagang kopi. Agen lebih besar. Eskportir. Dan sekarang ketua Koperasi Ketiara. Sebagai Koperasi Kopi Fairtrade, petani senang. Mereka mendapatkan pembagian jasa premium. Mereka bisa gunakan dana untuk beli alat pertanian. Bisa juga untuk bangun jalan di perkampungan. Juga untuk bangun klinik kesehatan. Petani yang putuskan". 

Saat ini, anggota koperasi Ketiara adalah lebih dari 1.700 orang. Tiga puluh persen antaranya adalah perempuan. Di tahun 2017, Koperasi Ketiara yang terdiri dari lebih dari 1.800 unit kebun kopi ini, mengekspor lebih dari 2.600 metrik ton kopi. Ini prestasi. 

Menarik, ketika mencoba memahami proses sertifikasi kopi Organik dan Sertifikasi Fairtrade. Pernah saya tanyakan kepada Riska, salah satu staf baru yang cerdas di Koperasi Ketiara.

"Mudah. Ketika audit sertifikasi organik, kita fokus pada tanamannya, kebunnya. Memastikan tidak ada penggunaan pupuk dan pembasmi hama non organik. Semua harus organik. Ketika audit sertifikasi Fairtrade, kita fokus pada kesejahteraan petani".

Koperasi Ketiara hanyalah satu dari sekitar 28 Koperasi Fairtrade yang ada di Takengon da Bener Meriah, Aceh Tengah. 

Kopi Gayo dan Max Havelaar 

Kejayaan kopi Arabica Gayo yang diekspor ke daratan Amerika dan Eropa, dan sebagiannya melalui sertifikasi Fairtrade tidaklah terlepas dari semangat yang ada pada Novel Max Havellar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun