Mohon tunggu...
Laurentia Levita Pramestanti
Laurentia Levita Pramestanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Halo! Saya Mahasiswa S1 Manajemen yang hobi menikmati alam dan musik

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Gen Z dan Segala Usaha Melawan Stigma Buruk di Masyarakat

22 Juni 2024   23:57 Diperbarui: 24 Juni 2024   09:00 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syarat Jabatan atau Kualifikasi Pendidikan dan Pengalaman. Persyaratan pendidikan dan pengalaman yang jelas dan relevan terkait suatu posisi dapat membantu perusahaan menarik pelamar yang memenuhi syarat dan meminimalkan waktu dan biaya proses perekrutan.

Key Performance Indicator (KPI)

Key Performance Indicator (KPI) merupakan alat pengukuran yang menggambarkan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Generasi Z yang sudah menjadi karyawan di sebuah perusahaan harus bisa memenuhi standar pengukuran tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lanier (2017) dan Chillakuri (2018), karyawan Gen Z ditemukan lebih terlibat dan lebih menyukai umpan balik langsung. Gen Z suka menerima masukan dan pengakuan langsung atas pekerjaan mereka. Umpan balik yang diberikan juga diharapkan diberikan secara berkala dan dalam jangka waktu yang lebih singkat.

Para karyawan Gen Z percaya bahwa umpan balik instan memungkinkan mereka belajar dan memperbaiki kesalahan dengan cepat, memungkinkan mereka fokus pada area yang perlu diperbaiki daripada menunggu laporan akhir tahun (Chillakuri, 2018).

Untuk Gen Z, ada beberapa cara dalam memberikan umpan balik secara lebih efektif sebagai bagian dari tinjauan kinerja. Salah satunya adalah sistem penilaian kinerja yang saling terkait dengan peningkatan keterlibatan dalam pembangunan tim melalui percakapan yang lebih sering antara manajer dan bawahan, seperti yang dilakukan Deloitte melalui fitur check-in.

Studi Inc (Jenkins, 2019) menemukan bahwa 66% Gen Z lebih suka menerima masukan secara teratur dan mengharapkan pengawasan yang ramah dan tidak otoriter. Umpan balik kepada Gen Z juga dapat dilakukan melalui pendekatan coaching, mendorong mereka untuk memikirkan apa yang mereka lakukan sebagai bentuk pengembangan diri.

Kesimpulan dari pembahasan kita di atas yaitu Gen Z harus mampu membuktikan kalau keahlian dan keterampilan yang kalian miliki memang kompeten untuk bisa mengikuti arus di dunia kerja, tapi tetap perlu diingat bahwa kalian memiliki PR dalam hal sopan santun.

Untuk perusahaan di luar sana, kalian tidak perlu kawatir dalam hal merekrut karyawan Gen Z karena dimasa depan mereka inilah yang nantinya menciptakan inovasi dan membawa keberhasilan besar di perusahaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun