Dari bulan Juni masyarakat TNS mulai berdatangan dari daratan Waipia Pulau Seram menuju ke Pulau TNS untuk melakukan kegiatan “pameri kabong cengke”.
Kegiatan “pameri kabong cengke” adalah membersihkan areal di bawah pohon pada kebun cengkih yang ditumbuhi semak belukar atau ilalang guna persiapan panen. Karena sudah berumur puluhan tahun maka kebanyakan pohon cengkih di Kepulauan TNS bisa mencapai tinggi ~20 meter.
Menurut penuturan purnawirawan TNI Pieter Workala bahwa kebun peninggalan orangtua di Dusun Writu Jerili Pulau Serua ada 60 pohon dan rata-rata mencapai ketinggian 15-20 meter sehingga susah untuk menggapai buah teratas untuk dipanen. “Ada yang seng kuat naik lai ibu! jadi cengkih jatuh kebawah pohon sudah jadi polong”, tutur Workala.
Jenis cengkih yang dipanen di Kepulauan TNS ada 2 jenis yaitu cengkih “Tuni” dan varian cengkih “Zanzibar”.
Adapun puncak kedatangan masyarakat TNS ke pulau terjadi pada interval bulan Juli hingga Oktober setiap tahun.
Jumlah orang yang mendatangi pulau begitu banyak sehingga Badan Latupati TNS dan Pemerintah Kecamatan TNS akan meminta tambahan kuota pengangkutan penumpang dari rute Pelabuhan Amahai ke Kepulauan TNS kepada otoritas perhubungan laut.
Untuk tahun 2024 berdasarkan Surat Badan Latupati TNS No.021/Latupati-TNS/VII/2024 tertanggal 1 Agustus 2024 Perihal Permohonan Deviasi (khusus) Pelayaran KM Sanus 72 ke Pulau Serua, Nila dan Teon Pulang- Pergi yang ditujukan ke Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI dengan beberapa tembusan termasuk kepada Badan Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Besar Teon Nila Serua (BPP IKB TNS) maka disampaikan data kebutuhan pengangkutan penumpang sejumlah 1.780 jiwa.
Total penumpang terbagi 2 bagian yaitu 1.302 jiwa yang hendak berangkat untuk aktivitas panen di Kepulauan TNS sedangkan 478 jiwa sudah berada di pulau. Untuk itu sarana pengangkutan kapal perintis ke pulau sangat dibutuhkan untuk berangkat/pergi maupun kembali/pulang membawa hasil panen.
Warga masyarakat TNS yang ke Pulau Vulkanik Teon, Nila Serua bukan saja memanen cengkih, tetapi juga mengambil hasil pala, pisang, mangga, kelapa dan juga hasil perikanan lainnya.
Disamping itu ada juga yang berlibur ke pulau mengingat laut memasuki masa tenang (tidak bergelombang) di musim timur khususnya di bulan Oktober. Bahkan untuk tahun ini sejumlah diaspora TNS dari luar negeri ikut berwisata mengunjungi pulau dalam panen raya 2024.