Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Pengalaman kedua di Kompasianival 2024: "Every Story Matters"

5 November 2024   16:11 Diperbarui: 6 November 2024   05:26 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Pemenang Kompasiana Award 2024 bersama CEO Kompas.com, COO Kompasiana dan tim

Karena tidak terkejar mencatat, penulis melakukan pemotetran pada beberapa slide. Saking banyak pengetahuan baru, sambil antusias mengikuti.

Sesi menarik lainnya yaitu "Mastering the story - Proses Kreatif Karya Sinema". Tampil sutradara layar lebar film “Budi Pekerti” Wregas Bhanuteja. Lagi-lagi belajar hal baru dari step stone pembuatan film diambil contoh film Budi Pekerti.

Film ini dibangun dari dari ide cerita menimbulkan rasa sakit, membangun karakter plus ketergangguan, adanya tujuan tetapi perlu dimasukan hambatan untuk membuat cerita ada dinamika misallnya ciptakan konflik, lalu apa usaha yang diupayakan, kemudian klimaks sebuah cerita dan akhir penutup sebuah film demikian sharing sang sutradara Wregas.

Kompasianer berfoto bersama Sutradara film “Budi Pekerti” Wregas Bhanuteja ( dokumentasi pribadi)
Kompasianer berfoto bersama Sutradara film “Budi Pekerti” Wregas Bhanuteja ( dokumentasi pribadi)

Inilah 3 sesi acara yang saya fokus belajar hal baru dalam Komasianival 2024 dengan tema utama "Every Story Matters".

Di sela acara karena harus break, saya keluar meninggalkan tempat acara guna mengganjal perut dengan Mie Kare di Resto Seporsi persis di depan venue acara. Sambil menunggu teman Lucky Latumeten yang pingin menghadiri acara tersebut, sekaligus janji perjumpaan untuk agenda kegiatan bersama yang sedang dikerjakan.

Ketika keluar ruangan sambil melihat dekorasi booth UMKM , tertangkap mata sebuah papan bunga dari Kompasioner Australia Tjiptadinanta dan Roselina. Beliau berdua setiap saat selalu berbagi tulisan yang menarik dan inpiratif di platform Kompasiana bahkan selalu mengisi posisi rating tertinggi.

Saya kemudian mengambil foto pada papan bunga itu dan mencantumkannya sebagai foto utama artikel ini sekaligus sebagai ucapan terima kasih kepada kedua orang tua yang luarbiasa. Kedua pribadi yang menginspirasi!, disamping sebagai pemantik untuk tidak boleh lelah menulis karena “I have a dream”, tulis buku!. 

Lewat kompasiana, saya yakin impian saya akan terwujud dengan gaya menulis series atau konsern pada “best interest”. Saat ini saya termotivasi untuk mengangkat tulisan dari wilayah Indonesia Timur tentang Pulau Gunung Api di tengah Laut Banda yaitu Pulau Teon, Pulau Nila dan Pulau Serua. Di Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku.

Pulau terunik di dunia yang menyimpan banyak homework (pekerjaan rumah) dari pemangku kepentingan terhadap kebijakan masa lalu yang diambil pemerintahan pusat terhadap masyarakat adat yang mendiami 16 Kampung adat di 3 pulau tersebut.

Karena dalam ruangan, acara tetap mengalir ditengah derasnya hujan di luar. Ini mengingatkan juga pada tahun lalu dimana ketika sedang berlangsung acara terjadi hujan yang besar sehingga harus menepi pada bagian yang tidak bocor dari tenda acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun