Pengalaman kedua di Kompasianival 2024: "Every Story Matters”
Ini adalah kali kedua saya hadir di Kompasianival. Tahun lalu mengambil waktu untuk pertama kalinya hadir di Bentara Budaya arena perkantoran Kompas Gramedia Group di Palmerah pada ajang Kompasianival 2023
Mendengar tempat pelaksanaan acara Kompasianival 2024 yaitu Chillax Sudirman, sudah cukup menggoda untuk hadir. Chillax Sudirman merupakan sebuah commune space yang terbangun diantara gedung-gedung pencakar langit di kawasan perkantoran Jalan Sudirman Jakarta Selatan.
Letaknya berdekatan dengan pintu MRT Setiabudi Astra dan juga Shelter Busway Transjakarta Karet Sudirman.
Untuk mencapai tempat acara sayapun menggunakan sarana transportasi umum MRT dari Lebak Bulus dan turun di Stasiun MRT Setiabudi Astra. Kemudian dengan berjalan kaki hanya 700 meter sudah menemukan Kawasan Chlillax.
Setelah meregistrasi kehadiran melalui link yang diberikan. sambil melihat rundown acara yang tersusun rapi serta menarik topic-topik pada Kompasiana Clinic (pukul 10.00 - 13.00 WIB), saya memutuskan untuk memilih salah satu topik yang dibutuhkan.
Namun sangat disayangkan karena ada aktivitas lain pada pagi hari yang tidak bisa ditinggalkan maka saya baru tiba di lokasi Chillax Sudirman pada pukul 13.30 WIB di hari Sabtu, 2 November 2024.
Setelah tiba di tempat acara saya harus meregistrasi ulang di pintu masuk, sempat agak lama mencari “notification” pada email saya untuk scan barcode.
Ternyata saya telah mendaftar sejak 19 Oktober 2024. Jadi harus menscroll email pada inbox saya beberapa saat dan dibantu oleh panitia.
Ketika masuk ruangan, sedikit kagum dengan konsep tata ruang yang unik. Sebuah hall (ruangan) besar yang diatur dengan konsep interaksi komunitas.
Nampak meja-meja mitra pendukung dan komunitas maupun UMKM berbentuk U menghadap ke panggung. Pada areal panggung ada sebuah layar LED besar yang selalu berganti sesuatu rundown acara, dengan tema sentral Kompasianival 2024: ” Every Story Matters”.
Saya masuk ruangan, nampak di atas panggung sementara sesi acara "Untold Story – Hari –hari Presiden di istana" dengan mantan wartawan senior istana Joseph Osdar dan dipandu oleh COO Kompasiana Nurullah.
Di ruang tengah hall, para kompasianer duduk dengan bantuan beberapa bantal pantai dan beralaskan karpet. Suasana terkesan santai dan relaks.
Saya mengambil posisi dengan berjalan masuk dalam arena yang berbantal dan duduk di antara para kompasianer. Sambil menoleh-ke kiri dan ke kanan, wou kaget juga, rata-rata semuanya milineal di samping saya.
Sambil membathin, kayaknya saya tua sendiri dech!. Setelah melempar pandangan ke sekeliling hall, ternyata banyak juga yang sudah kompasioner senior tapi duduknya di bagian kiri panggung dan bahkan ada yang di bangku.
Dengan sigap, saya mengeluarkan notes kecil dan pulpen untuk mengikuti pelajaran berikutnya setelah selesai sesi wartawan senior Joseph Osdar. Tidak membuang kesempatan ketika turun dari panggung saya berusaha mencegat beliau karena saya cukup mengenalnya.
Acara berlanjut dan tiga materi yang saya simak dengan serius yaitu "Unfolding Story" – Theart of Story Telling oleh Creative Storyteling Handoko Hendroyono, "Mastering the story" – Saus rahasia membangun dunia cerita oleh penulis buku “Gadis Kretek” Ratih Kumala serta topik "Mastering the Story" – Proses kreatif karya Sinema oleh Sutradara film “Budi Pekerti” Wregas Bhanuteja.
Wah! banyak banget insight yang saya dapatkan. Ternyata kekuatan literasi adalah titik awal pengembangan industri kreatif sambil menyimpulkan dalam hati.
Dalam ruang imajinasi yang terlatih bisa melahirkan sebuah bisnis model gaya Mbloc yang bermula dari Spirit Jaksel demikian kata co-Founder Mbloc Space dan Filosofi Kopi Handoko dalam sesi "Unfolding Story - Threat of Storytelling". Contoh lain filosofi kopi bermula dari imajinasi lalu mengejar arsip ( literasi) kemudian dibuat dalam konteks kekinian jadilah Lokananta masih lanjut Handoko.
Berbeda dengan penulis Ratih Kumala dalam sesi "Mastering the Story - Saus Rahasia Membangun Dunia Cerita" yang membagikan sejumlah tips penulisan fiksi berawal dari ide dasar yang kuat, ciptakan universe cerita yang believeable, membangun karakter dan riset yang terarah dan efektif. Lagi pesan Ratih , ide yang kuat adalah hasil dari mengawinkan tema dan genre yang tepat. Hasil karyanya sudah di filmkan yaitu “Gadis Kretek”.
Karena tidak terkejar mencatat, penulis melakukan pemotetran pada beberapa slide. Saking banyak pengetahuan baru, sambil antusias mengikuti.
Sesi menarik lainnya yaitu "Mastering the story - Proses Kreatif Karya Sinema". Tampil sutradara layar lebar film “Budi Pekerti” Wregas Bhanuteja. Lagi-lagi belajar hal baru dari step stone pembuatan film diambil contoh film Budi Pekerti.
Film ini dibangun dari dari ide cerita menimbulkan rasa sakit, membangun karakter plus ketergangguan, adanya tujuan tetapi perlu dimasukan hambatan untuk membuat cerita ada dinamika misallnya ciptakan konflik, lalu apa usaha yang diupayakan, kemudian klimaks sebuah cerita dan akhir penutup sebuah film demikian sharing sang sutradara Wregas.
Inilah 3 sesi acara yang saya fokus belajar hal baru dalam Komasianival 2024 dengan tema utama "Every Story Matters".
Di sela acara karena harus break, saya keluar meninggalkan tempat acara guna mengganjal perut dengan Mie Kare di Resto Seporsi persis di depan venue acara. Sambil menunggu teman Lucky Latumeten yang pingin menghadiri acara tersebut, sekaligus janji perjumpaan untuk agenda kegiatan bersama yang sedang dikerjakan.
Ketika keluar ruangan sambil melihat dekorasi booth UMKM , tertangkap mata sebuah papan bunga dari Kompasioner Australia Tjiptadinanta dan Roselina. Beliau berdua setiap saat selalu berbagi tulisan yang menarik dan inpiratif di platform Kompasiana bahkan selalu mengisi posisi rating tertinggi.
Saya kemudian mengambil foto pada papan bunga itu dan mencantumkannya sebagai foto utama artikel ini sekaligus sebagai ucapan terima kasih kepada kedua orang tua yang luarbiasa. Kedua pribadi yang menginspirasi!, disamping sebagai pemantik untuk tidak boleh lelah menulis karena “I have a dream”, tulis buku!.
Lewat kompasiana, saya yakin impian saya akan terwujud dengan gaya menulis series atau konsern pada “best interest”. Saat ini saya termotivasi untuk mengangkat tulisan dari wilayah Indonesia Timur tentang Pulau Gunung Api di tengah Laut Banda yaitu Pulau Teon, Pulau Nila dan Pulau Serua. Di Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku.
Pulau terunik di dunia yang menyimpan banyak homework (pekerjaan rumah) dari pemangku kepentingan terhadap kebijakan masa lalu yang diambil pemerintahan pusat terhadap masyarakat adat yang mendiami 16 Kampung adat di 3 pulau tersebut.
Karena dalam ruangan, acara tetap mengalir ditengah derasnya hujan di luar. Ini mengingatkan juga pada tahun lalu dimana ketika sedang berlangsung acara terjadi hujan yang besar sehingga harus menepi pada bagian yang tidak bocor dari tenda acara.
Lanjut acara yaitu Launching buku Antologi KKN ( Kuliah Kerja Nyata) oleh CEO Kompas.com dan COO Kompasiana. Sebuah karya bersama dari penulis kompasiana terpilih yang dibukukan oleh Elex Komindo. Buku ini merekam kisah dan perjalanan 20 penulis dalam bentuk cerita pendek selama menjalani KKN di berbagai pelosok Indonesia.
Sebelum sampai pada acara puncak pemberian Kompasiana Award 2024, ada tampilan special Komika berkaroke Jui Parwoto. Komika Jui membawakan lagu-lagu cover version parodi dari beberapa lagu top dan hal ini semakin menghangatkan suasana diantara hadirin yang juga ikut bernyanyi.
Kompasiana Award 2024
Tibalah waktu pengumuman pemenang Kompasiana Award tahun 2024. Pemenang tiap kategori dibacaakan dan dipanggil satu persatu untuk menerima penghargaan dalam bentuk plakat dan goody bag. Setelah itu MC kembali memanggil semua pemenang untuk foto bersama dengan CEO Kompas.com dan COO Kompasiana serta tim.
Inilah daftar pemenang Kompasiana Award tahun 2024 yaitu sebagai berikut:
1. Kompasianer of the Year: Akbar Pitopang
2. Best in Citizen Juournalism & People Choice: Budi Susilo
3. Best in Specific Interest: Siska Fajaranny
4. Best in Opinion: Dina Amalia
5. Best in Fiction: Itha Abimanyu
6. The Game Changer: Tutut Setyorinie
7. Best Community: Komunitas Traveler Kompasiana (KOTEKA)
Akhirnya rangkaian acara Kompasianival 2024 berakhir tepat pukul 20.07 WIB. Betapa banyak pengalaman baru dari para narasumber serta teringat speech Akbar Pitopang seorang guru yang menyampaikan isi hatinya dalam sambutan pemberian penghargaan bahwa dibutuhkan 13 tahun untuk berdiri dan menerima penghargaan sebagai Kompasiana of The Year 2024.
Penulis pulang dengan semangat yang membara sambil ingat terhadap visi baru dalam berselancar sebagai penulis di Kompasiana. Betapa perlunya konsistensi dalam menulis, karena disanalah budaya literasi tumbuh dan berkembang dari kebiasaan membaca lalu menulis yang baik dan benar. Disamping itu terus menghargai pentingnya ruang imajinasi bersama dalam melahirkan karya-karya terbaik ke depan bersama para kompasioner lainnya.
Sekali lagi selamat kepada semua Pemenang Award di Kompasianival 2024, sukses ke depan dalam karya dan pengabdiannya.
Teruntuk Squad Tim Kompasiana terima kasih atas tema besar Kompasianival 2024 “Every Story Matters. Seperti yang disampaikan COO Kompasiana Nurullah pada Kompas.com, 3 November 2024; “Every Story Matters” bertujuan untuk memberikan kesadaran bagi banyak orang terutama konten creator dan netizen, akan pentingnya dan berpengaruhnya sebuah cerita sekaligus berdampak baik bagi semua orang.
Melalui tema ini juga tersemat ajakan bagi para blogger atau konten creator untuk terus menarasikan cerita-cerita baik yang dapat memberikan manfaat ditengah kebisingan percakapan di internet, kata Nurullah.
Salam Literasi Membangun Peradaban
Levina Litaay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H