Kegiatan ini sangat jauh dari kebiasaan orang kota yang jika selesai ke pasar membeli ikan yang bau amis akan segera membawanya ke dapur, dibersihkan untuk diolah selanjutnya atau jika hendak disimpan di kulkas atau freezer dimasukan pada sebuah wadah.
Cara “cuci ikan” di Maluku biasanya sisik ikan di lepas, kemudian isi perut dikeluarkan dan insang ikan akan dibuang. Biasanya yang memelihara hewan piaraan akan mengolah isi perut ikan dan insang sebagai makanan hewan. Jika perut ikan yang agak besar mengandung telur maka telur ikan akan disisihkan untuk diolah lanjut.
Sensasi cuci ikan, penulis juga mengalami ketika di bulan November 2021 mengunjungi Pulau Teon. Selama seminggu berada di Pulau Teon melihat warga yang baru pulang melaut maupun para ibu-ibu ke tepi pantai untuk membersihkan ikan hasil tangkapan. Penulis sempat mendekat dan ternyata sisik - sisik ikan dibiarkan saja di tepi pantai.
Menjelang senja ketika air pasang datang, maka air laut naik cukup tinggi bahkan mendekat hingga ke darat sehingga seolah-olah membersihkan semua sisa–sisa limbah ikan yang dibiarkan saja di pasir tepian pantai bersama bau amisnya setelah aktivitas “cuci ikan”.
Levina Litaay
Ketum BPP Ikatan Keluarga Besar Teon Nila Serua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H