"Cuci Ikan" di Tepian Laut Banda - Kampung Jerili Pulau Serua
Pulau Serua adalah 1 (satu) dari rangkaian gugus pulau gunung berapi berpenghuni yang letaknya di Laut Banda. Gugusan pulau lainnya yaitu Pulau Teon dan Pulau Nila.
Pulau Serua sebagai sebuah pulau gunung api memiliki ketinggian 641 mdpl ( meter diatas permukaan laut). Kategori Stratovolcano type A dengan sejarah letusan terakhir tahun 1921 berkekuatan 2VEI.
Puncak gunung disebut Gunung Legatala atau bahasa lokal Wuarlapna atau Gunung Serua (Mount. Serua). Dengan demikian Pulau Serua adalah sebuah badan gunung yang dari data yang ada, memiliki ketinggian dari dasar laut setinggi 3.600 meter, jadi hanya badan gunung setinggi 641 meter yang muncul ke atas permukaan laut.
Untuk itu sangat sulit menemukan permukaan pantai Pulau Serua yang ada pasir putihnya. Yang nampak adalah bebatuan berwarna hitam pada tepian Pantai Lopra Kampung Jerili , begitupun pasir lautnya berwarna hitam.
Aktivitas “cuci ikan” di Pantai Lopra Pulau Serua
"Cuci ikan" di Pantai Lopra - Kampung Jerili Pulau Serua Kabupaten Maluku Tengah (Video Thed Pelmelay)
Pagi menjemput, maka perahu nelayan merapat kembali ke pulau sambil membawa hasil tangkapan ikan. Ini adalah aktivitas harian masyarakat yang tinggal di Pulau Serua Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. Hasil “mancari’ disambut dengan penuh rasa syukur, ceria dan gembira terhadap berkat Tuhan.
Kegiatan melaut ini dalam bahasa lokal disebut “pi mancari” dan hasil tangkapan disebut “hasil mancari”.
Setelah perahu dirapikan maka ikan hasil tangkapan, langsung dibersihkan di tepi pantai berbatu, bahasa setempat 'cuci ikan". Atau dalam bahasa Serua, jika hanya membersihkan 1 ( satu) ekor ikan disebut "wur ina". Jika membersihkan ikan dalam jumlah banyak disebut "wur ina ra" .
Kegiatan ini sangat jauh dari kebiasaan orang kota yang jika selesai ke pasar membeli ikan yang bau amis akan segera membawanya ke dapur, dibersihkan untuk diolah selanjutnya atau jika hendak disimpan di kulkas atau freezer dimasukan pada sebuah wadah.
Cara “cuci ikan” di Maluku biasanya sisik ikan di lepas, kemudian isi perut dikeluarkan dan insang ikan akan dibuang. Biasanya yang memelihara hewan piaraan akan mengolah isi perut ikan dan insang sebagai makanan hewan. Jika perut ikan yang agak besar mengandung telur maka telur ikan akan disisihkan untuk diolah lanjut.
Sensasi cuci ikan, penulis juga mengalami ketika di bulan November 2021 mengunjungi Pulau Teon. Selama seminggu berada di Pulau Teon melihat warga yang baru pulang melaut maupun para ibu-ibu ke tepi pantai untuk membersihkan ikan hasil tangkapan. Penulis sempat mendekat dan ternyata sisik - sisik ikan dibiarkan saja di tepi pantai.
Menjelang senja ketika air pasang datang, maka air laut naik cukup tinggi bahkan mendekat hingga ke darat sehingga seolah-olah membersihkan semua sisa–sisa limbah ikan yang dibiarkan saja di pasir tepian pantai bersama bau amisnya setelah aktivitas “cuci ikan”.
Levina Litaay
Ketum BPP Ikatan Keluarga Besar Teon Nila Serua
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI