Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

INASUA Sebagai Sebuah Upaya Diplomasi Budaya Dari Pulau 'Vulkanik' Nila

22 Juni 2023   15:04 Diperbarui: 25 Juni 2023   19:16 1902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Squad Nelayan P.Nila  Maluku Islanty (Ical) Lakotani,Elisa Kelpitna, Pieter Lakotani, Nikodemus Lakotani dengan tangkapan Iwawi (dok. Elisa Kelpitna)

Pada masa lampau, para orangtua TNS (leluhur) menggunakan tempat penyimpanan di dalam bambu dengan diameter yang cukup besar. Olahan Inasua dapat disimpan tahunan sebagai cadangan makanan ketika laut tidak bersahabat (gelombang) sehingga masyarakat tidak bisa melaut.

Inasua juga menjadi perbekalan jika masyrakat TNS berlayar ke Ambon dalam upaya menjual hasil-hasil dari pulau seperti mangga, jeruk, kelapa, pisang atau hasil perikanan lainnya. Disamping itu Inasua juga menjadi sajian istimewa pada acara-acara adat dan juga ole-ole sebagai pemberian dari pulau.

Inasua pada flyer tersebut adalah hasil pengolahan iwawi (ikan babi) pertama kali oleh Kepala Dusun (Kadus) Kokroman Islanty Lakotani yang disapa Ical dalam mengikuti program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

Upaya untuk mengangkat produk Maluku ini dilakukan karena di tengah Pandemi Covid-19 pada tanggal  14 Mei 2020 Presiden Jokowi telah mencanangkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dengan Koordinator Program Menkomarves RI Luhut Panjaitan. Jadi dapat dimengerti mengapa penulis mendapat tanya dari salah satu deputi Menteri Luhut. Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) bertujuan agar masyarakat Indonesia mencintai dan menggunakan karya anak bangsa, utamanya produk UMKM lokal. 

Karena Provinsi Maluku memiliki luas laut 92,4% menurut perkim.id, untuk itu sudah pasti sangat diharapkan hadirnya beragam produk berasal dari laut sebagai produk yang menambah khasanah produk dalam program Bangga Buatan Indonesia (BBI).

Disamping gerakan nasional yang sudah dicanangkan maka kebijakan Pemerintahan Jokowi sejak kepemimpinan periode pertama telah diarahkan ke laut.

Kalau demikian apa sesungguhnya branding produk perikanan asal Maluku? Di pasaran kita sudah menemukan beberapa branding produk perikanan seperti Roa Manado, Arsik Batak, Pepes Sunda, Bandeng Presto Semarang dan lainnya. 

Inasua Bangga Buatan Indonesia produksi nelayan Kepulauan Teon Nila Serua Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku ( dokumentasi pribadi)
Inasua Bangga Buatan Indonesia produksi nelayan Kepulauan Teon Nila Serua Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku ( dokumentasi pribadi)

Nah ! Maluku yang berada dalam 3 (tiga)  zone Wilayah Pengolahan Perikanan ( WPP) RI yaitu WPP 714,715,718, bagaimana dengan branding produk perikanan asal Maluku? Seberapa kuat presepsi masyarakat Indonesia terhadap branding hasil laut tersebut? Atau jika ada orang ke Maluku, apa ole-ole khas produk perikanan yang sangat diburu?

Di Maluku atau di Kota Ambon, sebenarnya sudah ditemukan produk perikanan seperti Ikan Asar Galala, Ikan Julung Seram, Ikan Asin Cakalang Banda, Ikan Balobo Dobo, Garangan Pati (abon) atau yang terbaru inovasi Fakultas Perikanan Universitas Pattimura Ambon yaitu produk Ikan Asap Cair. Tetapi bagaimana semua produk ini merebut hati konsumen di pasaran yang lebih luas? Apakah produk perikanan tersebut telah memiliki value brand yang kuat?

Sekalipun Inasua telah mendapatkan sertifikat pencatatan karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Provinsi Maluku sejak 2015, pada kenyataannya di pasaran produk fermentasi perikanan ini masih tak terdengar dan hanya menjadi konsumsi warga TNS semata dengan cara olah lanjut yang sangat simpel. Sekedar diberi perasan Jeruk, direndam dengan asam beberapa kali, diperas dan ditambahkan irisan bawang merah, cabai dan kemangi.Siap disantap bersama upikai (singkong), pisang santan dan petatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun