Khusus di Pulau Teon maka bentangan pasir putih terpanjang berada antara Kampung Mesa dan Kampung Layeni. Lokasi pantai dipilih untuk rekreasi keluarga yaitu dekat perigi - mata air kampung dan berada di petuanan “Kurmasela” ( Kurmasela adalah nama keluarga – family name).
Dengan antusias bersiap keluarga dari “Mutu Yarakwakma” (kumpulan keluarga dengan marga Relmasira, Litaay, Wosia, Plaly) ditambah beberapa keluarga lainnya yang akan mengikuti acara rekreasi tersebut.
Perjalanan ke Pantai Pasir Putih
Dari Kampung Mesa kami naik speedboat, sebagian menggunakan perahu. Ada perbekalan makanan di rantang, orang Maluku bilang “bawa bakal”. Sesampainya di lokasi yang di pilih yaitu Pantai Air, semua properti dan perbekalan diturunkan tidak lupa kami membersihkan area yang akan digunakan. Ternyata ada juga pakaian kotor yang hendak di cuci di perigi dan dibawa dalam perahu.
Selesai digelar properti rekreasi, rombongan lalu bermain di pantai sambil selfie (swafoto) atau berpose dengan berbagai gaya,makan dan berenang. Tidak terlalu lama nampak turun hujan rintik. Untuk itu saatnya bergegas kembali ke kampung mengingat tidak ada tempat berteduh
Selain acara berfoto ria maka sebelum kembali, penulis berjalan arah ke arah hutan - pepohonan menuju perigi sambil meneliti area tersebut. Ternyata wilayah bertanah datar - bekas lapangan bola milik petuanan Keluarga Kurmasela. Namun sekarang banyak ditumbuhi pohon pisang. Tetapi ada sebagian anggota keluarga mencuci pakaian kotor yang dibawa tadi dengan perahu.
Rasanya hati gembira ketika kembali ke kampung setelah melakukan rekreasi ke Pantai Pasir Putih - Pantai Air. Pasalnya momen pengambilan foto dengan berbagai pose termasuk hal yang menggembirakan sekaligus relaks.
Rekreasi keluarga ke Pantai Pasir Putih Mesa Pulau Teon
Di hari terakhir sebelum meninggalkan Mesa, penulis berusaha untuk membidik spot pantai pasir hitam tepat di depan Kampung Mesa dengan udara dan cuaca begitu cerah berlimpah terik matahari.