Mohon tunggu...
Levia RianandaSholikhah
Levia RianandaSholikhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Haii, mari tumbuh bersama -sama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Awal ramadhan itu rahmat, pertengahannya ampunan, dan ujungnya adalah pembebasan

30 November 2024   18:45 Diperbarui: 30 November 2024   18:45 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan merupakan bulan ke-sembilan dalam kalender hijriah. Pada bulan ini seluruh umat muslim melakukan ibadah puasa selama 29-30 hari berdasarkan pengamatan hilal. Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan, rahmat, serta ampunan. Seperti salah satu hadist yang sering digunakan para dai tentang pembagian keutamaan bulan ramadhan menjadi 3 yakni awal ramadhan itu rahmat, pertengahannya ampunan, dan ujungnya adalah pembebasan. 

Artinya, "Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka."

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syuabul Iman dan juga diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dalam Sahih ibn Khuzaimah. Walaupun diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dalam Sahih-nya, menurut al-Suyuthi, hadits ini bermuara pada satu sumber sanad (madar), yaitu Ali ibn Zaid ibn Jadan yang divonis oleh para ulama sebagai orang yang dhaif. Sedangkan orang yang meriwayatkan hadits tersebut dari Ali ibn Zaid adalah Yusuf bin Ziyad yang divonis dhaif parah (dhaif jiddan). Walaupun ada ulama lain yang juga meriwayatkan hadits ini dari Ali bin Zaid, yaitu Iyas ibn Abd al-Ghaffar. Sayangnya Iyas sendiri juga orang yang majhul menurut Ibn Hajar al-Asqalani. (Lihat: al-Suyuthi, Jmi al-Adts, [Beirut: Dar Fikr, t.t], j. 23, h. 176.)

Hadist ini sering kita dengar setiap kali bulan ramadhan tiba. Namun, apa sebenarnya makna hadist ini, bagaimna seharusnya kita menyikapinya? Apakah cukup dengan menjalankan ibadah puasa dan ibadah atau ada hal lain yang harus diperhatikan?

Makna Rahmat di Awal Ramadhan

Rahmat berarti kasih sayang Allah SWT yang tak terbatas. Di awal Ramadhan, umat Muslim disambut dengan berbagai kemudahan untuk berbuat kebaikan. Pintu surga dibuka lebar-lebar, pintu neraka ditutup rapat, dan setan-setan dibelenggu (HR. Bukhari). Ini adalah kesempatan besar bagi setiap Muslim untuk memperbaiki diri tanpa banyak godaan.  

Namun, rahmat ini bukan berarti kita boleh bermalas-malasan di awal Ramadhan. Sebaliknya, rahmat ini menjadi motivasi untuk memulai Ramadhan dengan penuh semangat. Rasulullah SAW bersabda:  

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).  

Pertengahan Ramadhan: Mencari Ampunan

Pertengahan Ramadhan adalah momen yang krusial. Setelah beberapa hari menjalani puasa, seringkali semangat kita mulai menurun. Namun, hadis ini mengingatkan kita bahwa pertengahan Ramadhan adalah saat untuk mencari ampunan. Rasulullah SAW bersabda:  

"Setiap malam Ramadhan, Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari api neraka." (HR. Tirmidzi).  

Dalam momen ini, introspeksi diri menjadi kunci. Kita harus bertanya pada diri sendiri: apakah puasa yang kita jalani sudah menahan hawa nafsu, ataukah hanya sekadar menahan lapar dan haus? Apakah lisan kita sudah terjaga dari perkataan sia-sia?  

Rasulullah SAW pernah mengingatkan dalam hadisnya:  

"Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan haus." (HR. Ahmad).  

Mencari ampunan berarti memperbaiki niat dan memperbanyak istighfar. Selain itu, di pertengahan Ramadhan, kita juga dianjurkan untuk meningkatkan sedekah. Sedekah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan besar, seperti yang disabdakan Rasulullah SAW:  

"Sedekah terbaik adalah sedekah di bulan Ramadhan." (HR. Tirmidzi).  

Akhir Ramadhan: Pembebasan dari Api Neraka

Bagian terakhir dari Ramadhan adalah puncak perjuangan. Di sepuluh malam terakhir, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, terutama dalam mencari malam Lailatul Qadar. Dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:  

"Carilah malam Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir Ramadhan."  

Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah SWT berfirman:  

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 1-3).  

Menyikapi hadis ini, kita harus memanfaatkan akhir Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Selain meningkatkan ibadah, kita juga harus memperbanyak doa. Salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Aisyah RA adalah:  

"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni." (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku).  

Menghidupkan Ramadhan Sepanjang Tahun

Setelah Ramadhan berakhir, tantangan sebenarnya dimulai. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa keberhasilan Ramadhan dapat diukur dari konsistensi kita dalam beribadah setelah bulan suci ini berlalu. Puasa sunnah, shalat malam, dan kebiasaan membaca Al-Qur'an seharusnya menjadi bagian dari kehidupan kita.  

Ramadhan adalah bulan latihan untuk menguatkan iman dan ketakwaan. Rasulullah SAW bersabda:  

"Puasa adalah perisai, maka ketika salah seorang dari kalian berpuasa, hendaklah ia tidak berkata koto

r dan tidak bertengkar." (HR. Bukhari).  

In note : 1. HR. At-Tirmidzi, Kitab Shaum, Bab Keutamaan Bulan Ramadhan.  

2. HR. Bukhari, Kitab Puasa, Bab Keutamaan Lailatul Qadar.  

3. HR. Muslim, Kitab Puasa, Bab Keutamaan Puasa Ramadhan.  

4. Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Surah Al-Qadr, Jilid 4, Dar Ibn Hazm, Beirut, 2000.  

5. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah: 183-185.  

6. Artikel "Makna Rahmat, Ampunan, dan Pembebasan di Bulan Ramadhan," Kompasiana, 2023, [www.kompasiana.com/ramadhan-keutamaan](https://www.kompasiana.com/ramadhan-keutamaan).  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun