Remaja adalah sosok yang sedang mencari jati diri mereka dalam transisi dari anak-anak menjadi remaja. Sehingga seringkali fase remaja ini dianggap sebagai periode yang sangat berpengaruh sangat hebat pada mental anak remaja.
Pada remaja terdapat 3 klasifikasi, berikut :Â
3 klasifikasi remaja serta permasalahan yang timbul
a). Masa Remaja Awal (early adolescent) : umur 12-15 tahun
Di masa awal memasuki umur remaja biasanya anak sudah mulai merasakan perubahan pada diri mereka seperti perubahan fisik dan ada juga perubahan yang disebabkan oleh
hormon, baik pada laki-laki maupun perempuan.Â
Contoh perubahan fisik dapat kita lihat :Â
Mulai dari bentuk tubuh (bahu, pinggul, dada),
Suara yang berubah,Â
Tinggi badan, hingga perubahan lainnya.
Sedangkan perubahan hormon dapat dilihat dari jerawat yang mulai timbul pada wajah, remaja yang mengalami menstruasi dan mimpi basah.Â
Di tahap ini mulai terdapat pemahaman dan pemikiran baru sehingga timbul rasa ketertarikan kepada lawan jenis, sehingga remaja sudah dapat merasakan sensasi yang mudah terangsang.Â
Permasalahan pada early adolescentÂ
Akibat dari perubahan fisik dan hormon tersebut remaja lebih cenderung untuk merasakan stress karena perubahan yang diluar kendali mereka (seperti timbul jerawat dan mengalami menstruasi atau mimpi basah) adanya perasaan belum terbiasa mengganggu kenyamanan remaja dan menimbulkan stress pada banyak remaja di masa remaja awal.Â
Stress juga dapat dirasakan bukan hanya karena perubahan hormon saja tetapi adapun faktor lingkungan yang mempengaruhi karena di masa ini anak-anak baru saja bertransisi ke SMP sehingga memungkinkan adanya ketidakcocokan dalam lingkungannya, terlebih lagi hal ini tidak menutup kemungkinan akan adanya pembullyan secara yang dapat menyebabkan stress berkelanjutan hingga depresi tergantung bagaimana bully tersebut dirasakan oleh korban.Â
Kebanyakan para remaja di early adolescent merasakan rasa malu kepada lawan jenis maupun dalam melakukan berbagai hal di depan umum, rasa malu tersebut dapat menjadi lebih serius dan menyebabkan rasa percaya diri menjadi sulit dibangun pada remaja awal. Selain itu, rasa galau dan khawatir jadi lebih besar yang mungkin disebabkan akibat sekolah atau ketertarikan pada lawan jenis, galau dan khawatir di masa awal ini juga kian dapat menyebabkan stress ringan.Â
Beberapa permasalahan tersebut yang apabila tidak teratasi atau terobati akan berlanjut ke masa remaja pertengahan dan akan membawa dampak lebih besar lagi dalam menghadapi fase setelah fase remaja, yaitu fase dewasa.Â
Para remaja early adolescent adalah anak-anak yang rentan dan belum matang sehingga stress dalam bentuk apapun besar sekali dampaknya pada pembentukan sinyal depresi yang akan dirasakan oleh mental seorang remaja early karena belum adanya kendali atas pikiran mereka sendiri.
b). Masa Remaja Pertengahan (middle adolescent) : umur 16-18 tahun
Pertemanan adalah segalanya merupakan prinsip yang biasanya digunakan oleh remaja umur 16-18 tahun. A Firdaus (2018) mengatakan bahwa para remaja suka dan menganggap penting keberadaan teman-temannya. Remaja sangat memerlukan kehadiran teman, mereka suka untuk menghabiskan waktu dengan satu sama lain untuk membicarakan berbagai minat dan kegemaran mereka, serta remaja dapat dengan mudah terpengaruh oleh temannya.Â
Pada dasarnya remaja di usia ini sangat mementingkan pertemanan mereka sehingga bergaul dengan teman menjadi hal yang penting dan perlu bagi pertumbuhan remaja seusia ini.
Permasalahan pada middle adolescentÂ
Rasa malu yang lebih serius di early dapat berubah menjadi rasa malu yang sangat serius di middle adolescent karena dapat menyebabkan krisis kepercayaan diri dan membuat seseorang menjadi lebih tertutup dan anti-sosial.Â
Syafira Putri Giriansyah & Mochammad Sa'id (2022) menyatakan dalam artikelnya Mereka cenderung menjadi orang yang minder karena hilang rasa percaya dirinya dan biasanya remaja yang memiliki krisis kepercayaan diri juga akan merasakan body image negatif, dimana mereka melihat bahwa wajah, fisik mereka tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat.Â
Hingga pada titiknya mereka akan merasakan stress hingga depresi atas pikiran yang mereka ciptakan sendiri dan kemungkinan permasalahan di middle ini memiliki peluang besar untuk terbawa menjadi pemikiran yang terus ada hingga di fase dewasa apabila remaja tidak dapat mengotrol pikiran mereka.
c). Masa Remaja Akhir (late adolescent) : umur 19-21 tahun
Masa remaja akhir menjadi fase akhir seseorang dapat dikatakan sebagai remaja dan disini remaja biasanya memiliki pemikiran yang jauh lebih matang. Sikap yang sangat diperlukan pada fase ini adalah kemandirian, karena kemandirian dapat menjadi bukti bahwa seseorang telah dapat dikatakan sebagai orang yang sudah siap dan matang secara mentalnya. Disini para remaja-remaja sudah dituntut untuk menentukan masa depan dengan 2 pilihan, yaitu melanjutkan pendidikan atau bekerja. Mereka akan melakukan apapun untuk dapat memenuhi keinginan masa depannya dan berharap jangan sampai menjadi 'gagal' karena pastinya mereka akan mengalami masa sulit karena masa depan mereka dan pandangan orang-orang disekitar mereka.
Permasalahan pada late adolescentÂ
Remaja yang akan bertransisi menjadi orang dewasa pastinya lebih banyak pikiran dibandingkan dengan early dan middle adolescent karena para remaja semakin dekat dengan masa depan mereka. Pada pergumulan mereka tersebut kemungkinan besar mereka mendapat stress dan apapun mereka yang mengalami depresi akibat masa-masa yang telah mereka rasakan sejak early dan middle adolescent. Namun depresi tersebut sudah berubah menjadi beragam jenis depresi dari faktor yang beragam selama masa remaja awal hingga pertengahan.Â
Para remaja akhir juga akan menjadi tergantung dengan orang lain karena adanya rasa tidak percaya diri apabila mereka mendapatkan sebuah tanggung jawab, faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah bagaimana saat masa early dan middle mental seorang remaja dibentuk hingga hal tersebut dapat memberikan dampak yang besar kepada remaja di late adolescent atau pada masa transisi ke fase dewasa.
Â
Dapat dilihat bahwa ketiga fase tersebut sama-sama memiliki kesamaan yaitu membawa dampak yang berujung pada depresi dimana depresi tersebut dapat membuat seseorang dapat kehilangan kendali atas hidupnya dan membuat belum siap membawa dirinya ke fase setelah masa remaja.Â
Maka dari itu penting sekali bagi setiap remaja untuk mendapat dukungan oleh keluarga dan teman agar dapat merasa nyaman pada lingkungan dimana mereka hidup. Akan tetapi yang paling berperan penting untuk mencegah depresi itu adalah diri kita sendiri. Sehingga bagaimanakah seharusnya sikap remaja untuk mengurangi dampak permasalahan pada 3 masa remaja tersebut agar dapat berjalan ke fase dewasa dengan baik?
Perbaharui pikiranÂ
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperbaharui pikiran seseorang, tak terkecuali remaja yang sedang berada dalam pembentukan jati diri. Untuk memperbaharui pikiran dapat dilakukan dengan:
Membaca, remaja dapat membaca buku genre kesukaan mereka tetapi buku yang paling berguna dalam memperbaharui pikiran adalah genre non fiksi yang berisikan mengenai pengarahan atau ilmu tentang sesuatu karena akan sangat berguna sekali bagi yang akan kita hadapi kedepannya.Â
Contohnya buku tentang bisnis, buku tentang cara berkomunikasi yang baik, dan masih banyak lagi.
Menonton, banyak film yang dapat kita tonton tetapi pastinya tidak semua film dapat memperbaharui pikiran kita, maka bijaklah dalam menonton film. Disarankan dalam menonton pilihlah apa yang ingin kita pahami karena kita merasa bahwa nilai tersebut masih kurang jelas dalam hidup.Â
Contohnya apabila kita masih merasa bahwa diri kita kurang pada nilai kepercayaan diri, maka sebisa mungkin tontonlah film yang berhubungan dengan kepercayaan diri, dengan harapan dapat menumbuhkan percaya diri kita saat sudah menonton film tersebut. Sebisa mungkin kita harus mendapatkan sesuatu dari apa yang kita tonton dan dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Selain film, kita juga dapat menonton podcast atau hanya sekedar mendengarkan dari aplikasi-aplikasi yang menyediakan serial podcast.
Berolahraga, saat sedang berolahraga kita diharuskan fokus kepada diri sendiri sehingga tidak mudah untuk terdistraksi pada sekitar kita. Berolahraga dapat menciptakan mindset yang berfokus hanya kepada diri sendiri. Maksud dari berfokus memperhatikan untuk meningkatkan kualitas diri saja dan jangan biarkan masalah-masalah didalam pikiran dapat mengganggu kita. Selain itu, berolahraga juga dapat membuat tiap individu menjadi lebih bahagia karena dopamin yang dihasilkan saat sedang berolahraga.
Melakukan kegiatan yang kita suka atau hobi
Apabila kita mendalami suatu hobi maka tidak sedikit dari kita akan bergabung dalam komunitas yang memiliki kegemaran yang sama, sehingga lingkup pertemanan remaja-remaja seperti ini akan menjadi lebih besar dan akan lebih menjaga hubungannya atas dasar memiliki kesamaan di bidang hobi tertentu. Hal ini secara tidak langsung membantu kita menghindari menyendiri karena telah menemukan komunitas yang sepaham dengan kita.
Mulai membuat simple planningÂ
Buatlah simple planning yang sifatnya kecil tapi dapat mengubah kebiasaan kalian menjadi lebih positif, tujuannya agar remaja-remaja kembali merasakan adanya percikan-percikan yang membangun semangatnya pada hidup yang sedang dijalani.Â
Contohnya buatlah rencana untuk memanggang sekali di minggu ini (membuat roti, cookies) atau buatlah rencana untuk bangun lebih awal 5 menit di pagi hari mulai dari besok, dan masih banyak rencana simpel yang bisa kalian bentuk.
Mencoba hal-hal baru
Mencoba hal-hal baru juga dapat membuat pikiran stress teralihkan. Dengan mencoba hal-hal baru memiliki dampak yang sama dengan berolahraga, yaitu meningkatkan hormon dopamin yang dapat menimbulkan rasa bahagia. Kita juga jadi berinteraksi dengan orang-orang pada bidang yang ingin kita pelajari.
Konsultasi kepada profesional
Banyak dari kita para remaja yang enggan untuk menyampaikan keluh kesah kita lewat konsultasi kepada psikolog atau konsultan, dan membuat banyak dari kita salah arah dan terjerumus pada permasalahan yang akan mempersulit kita pada saat memasuki masa dewasa. Sebaiknya jika kalian merasa perlu untuk menindaklanjutinya ke profesional maka segeralah untuk mendapatkan bantuan mengenai apapun yang menjadi pergumulan pada usia remaja dan bahkan untuk kedepannya saat masuk pada fase selanjutnya.
Apa pentingnya kesehatan mental remaja untuk menuju fase dewasa?
Pentingnya kesehatan mental remaja  dari early hingga late adolescent agar mendapatkan mental yang ideal hingga siap ke fase dewasa. Mental yang ideal dapat dikenal juga sebagai mental yang sehat, dimana seseorang tidak terganggu aktivitasnya oleh pikirannya sendiri, serta merasa damai dalam pikiran dan hatinya sehingga dapat bekerja lebih produktif.
Sehingga mengapa remaja banyak yang dinyatakan belum siap untuk ada pada fase dewasa adalah karena para remaja tersebut sudah mendapatkan permasalahan mental dari sejak awal mereka baru beranjak remaja dan masalah-masalah tersebut tidak atau belum dapat teratasi, dan mental para remaja belum cukup matang untuk menghadapi fase kedewasaan. Banyak yang dapat dilakukan untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi, seperti perbanyak kegiatan, lakukan apa yang kalian suka, intinya tingkatkan aktivitas positif kalian para remaja karena di masa remaja ini adalah fase yang paling membawa pengaruh pada kehidupan kita.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H