Mohon tunggu...
Leumara Creative
Leumara Creative Mohon Tunggu... Hoteliers - Chef de Cuisine

You Can if You Think You Can

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Lambertus Laba Leumara: Sebuah Perjalanan Kehidupan Penuh Pengorbanan, Dedikasi, dan Semangat Juang

21 Januari 2025   11:30 Diperbarui: 21 Januari 2025   11:43 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Chef Berto Leumara ketika meniti karir di Surabaya tahun 2003

Mencari Kesempatan Baru di Kota Sorong dan Kalimantan Selatan

Dengan kegigihan dan pantang menyerah, Bela akhirnya mengambil keputusan untuk pergi ke Kota Sorong untuk mencari peluang kerja yang sesuai dengan keterampilan yang ia miliki. Tidak butuh waktu lama, satu minggu kemudian, Bela mendapatkan pekerjaan sebagai Chef de Partie, di Catering Perkebunan Kelapa Sawit di Sorong Selatan. Meskipun hanya bertahan tiga bulan karena kesulitan akses komunikasi, pengalaman ini memberinya wawasan baru tentang dunia kuliner yang lebih besar dan berbeda. Meski menghadapi kesulitan akses komunikasi, Bela tetap bekerja dengan dedikasi tinggi sebelum kembali ke Purwokerto setelah tiga bulan. Pada April tahun 2022, Bela memutuskan untuk kembali ke Jawa dan melanjutkan perjalanan kariernya ke Semarang sebagai Chef de Partie di Catering Navita dari bulan Mei 2022. Disini Bela harus melayani beberapa Perusahaan ternama, yaitu PT. Indofood, PT. Papros, PT. Sampharindo, dan Poltek Maritim Negeri Semarang. Dengan total jumlah 3.000 Paket Lunch Box per hari. Setelah tiga bulan, ia mendapatkan tawaran untuk bekerja sebagai Private Chef di PT Transcoal Pasific, sebuah Perusahaan penyedia rental Kapal Tongkang, bagi Perusahaan Tambang Batu Bara di Jorong, Kalimantan Selatan, selama satu tahun.

Kembali ke Kampung Halaman: 2023 -- Menemukan Makna Hidup yang Baru

Pada Oktober 2023, Bela memutuskan untuk kembali ke kampung halaman, yaitu Desa Peusawa, Kecamatan Omesuri, Lembata, setelah hampir dua dekade berkelana jauh dari rumah. Kembalinya Bela ke kampung bukan hanya karena faktor pekerjaan, tetapi juga atas permintaan kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Kedua orang tuanya membutuhkan kehadiran Bela untuk membantu mereka mengelola kehidupan di desa yang terletak di daerah terpencil tersebut.

Kehidupan di kampung sangat berbeda dengan segala kenyamanan yang pernah dirasakan Bela selama berkarir di dunia kuliner dan dunia usaha. Desa Peusawa, meski indah dan asri, memiliki tantangan tersendiri, terutama dari segi ekonomi dan infrastruktur. Selama di kampung, Bela bersama istrinya, Suminah, yang mendampinginya dengan penuh kasih, bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil mereka yang terdiri dari dua anak, yaitu Agil, yang berusia 13 tahun, dan Hamizan, yang baru berusia 2 tahun.

Dalam menghidupi keluarganya, Bela melakukan berbagai pekerjaan yang jauh dari dunia kuliner yang sudah begitu dikenalnya. Ia dan istrinya harus berkeliling gunung untuk mencari kemiri, yang mereka jual dengan harga Rp 5000 per kilogram, serta membuka kebun untuk menanam keladi sebagai sumber penghasilan tambahan. Tidak hanya itu, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Bela juga membuka usaha jualan sayur segar keliling ke rumah-rumah warga di sekitar Gunung Uyelewun, dengan penghasilan terbesar yang hanya mencapai sekitar Rp 120.000 per hari, dengan keuntungan bersih sekitar Rp 65.000.

Selain itu, Bela juga menjual Cilok dan berbagai jajanan anak sekolah di SD Inpres Walangsawah, sebagai usaha untuk menambah pendapatan keluarga. Meski pekerjaan tersebut jauh dari dunia kuliner yang selama ini digelutinya, Bela menjalankannya dengan penuh keikhlasan dan ketulusan. Ia menyadari bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana, dan ia belajar untuk menerima setiap tantangan dengan hati yang lapang, serta tidak menyerah pada keadaan.

Menghadapi Tantangan dan Mengambil Peluang Baru

Meski hidup di kampung terasa penuh tantangan, Bela tidak pernah kehilangan semangat. Ia terus berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Kembali ke desa memberinya kesempatan untuk melihat kehidupan dari perspektif yang lebih sederhana, namun penuh makna. Bela merasa bahwa meskipun ia jauh dari dunia kuliner dan berbagai pencapaian besar yang pernah diraihnya, ia masih bisa memberikan sesuatu yang berharga untuk komunitasnya.

Kehidupan di desa juga membuka kesadaran Bela akan pentingnya berbagi ilmu dan keterampilan yang ia peroleh selama bertahun-tahun. Hal ini memberi Bela motivasi untuk terus belajar dan mencari cara untuk berinovasi, bahkan dalam kondisi yang serba terbatas.

Peluang di Labuan Bajo, Langkah awal menuju Puncak Karir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun