Mohon tunggu...
L Ambar S
L Ambar S Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

S E A T

29 November 2017   17:59 Diperbarui: 29 November 2017   19:36 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lah bukannya Stiper itu singkatan dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian ya. Saya berfikir kenapa Stiper bikin SEAT ini di sini. Apa karena mahalnya harga tanah di Jogja?

Tiba-tiba ibu Eny yang asli Jogja ini berkomentar. Sekarang harga tanah di tempat orang tuanya tinggal sudah mencapai 2,5 juta per meter nya. Memang agak masuk dari jalan besar cuma sedikit berdampingan dengan kampus Stiper. Wajarlah kalau ibu Eny paham. Saya bisa mengerti alasannya. Masuk akal bila Stiper Jogja mencari tanah di luar Jogja.

SEAT ini dari luar tampak berpagar tinggi. Tempat parkir tampak luas bersanding dengan kantor Satpam. Di sebelah kiri ada bangunan berlantai dua serupa kafe. Sedikit ke sebelah kanan ada Gedung Pertemuan.

Namun kegiatan senam ternyata dilakukan di belakang gedung pertemuan ini. Tanah lapang berundak yang cukup menampung dua ratusan orang untuk melakukan apel dan senam meski tangan-tangan kita sedikit bersentuhan.

Saya yang sudah tiba di tempat sebelum jam tujuh dengan membonceng teman guru sedikit terkejut karena suasana masih sepi. Saya berusaha datang sesuai waktu yang ditetapkan. Jam tujuh. Namun bila peserta lain belum datang acara pun ujung-ujungnya mundur dari jadwal yang sudah ditata sebelumnya.

Acara sudah hampir dimulai. Hati saya diliputi kegalauan. Murid-murid belum kelihatan di antara kesamaan kaos yang dipakai. Pak Risang saya minta menghubungi Wakasek Kesiswaan. Beruntunglah sebelum Ibu Kepala Dinas P dan K Kepemudaan dan Olahraga kabupaten Semarang memulai sambutannya mereka sudah tiba.

Saya tenang mengikuti arahan yang diberikan. Yel yel diteriakkan. Pemuda maju. Olahraga jaya. NKRI harga mati. Kemudian acara senam pun dilaksanakan. Dimulai dengan senam kreasi sibong dengan gerakan sederhana dan mudah diikuti. Ah enteng belum memeras keringat, celutuk salah satu peserta. Selesai satu senam ini dilanjutkan dengan senam kedua. Senam aerobik. Dengan panduan dari empat instruktur senam Provinsi Jawa Tengah para peserta mulai terengah-engah. Kebanyakan gerakan yang dipakai adalah high impact dengan musik yang ngebeat.

Saya mulai kelelahan. Biasanya senam di sekolah tiap hari Jumat pagi yang paling lama durasinya adalah setengah jam. Ternyata senam ini masih berlanjut dengan  maumere, tobello, gemu famire. Masih ditambah dengan sinar matahari yang mulai menyengat. Lelah saya semakin menjadi.

Begitu pembawa acara menyatakan senam sudah selesai senanglah rasa hati ini. Air putih dan sekerat roti pun boleh disantap. Bersama murid saya pun melonjorkan kaki di lantai salah satu bangunan. Di antara jajaran bangunan untuk penginapan.

Sejurus kemudian tampak semua peserta mulai bergerak menuju ke suatu tempat. Kami mengikuti jalanan yang di kanan kiri mata kami dibuai dengan buah sirsak dan buah durian yang bergelantungan di masing-masing cabang pohonnya.

Tampak bangunan serupa toilet ada di tebing sekira lima meter di atas jalanan yang kami lalui. Pepohonan jati menghampar di hadapan kami. Di seberang lapangan tempat outbond akan dilaksanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun