"Pa, hari ini gajian, kan? Mama minta beliin daster, dong. Masak Mama harus pake daster bolong kek gini, kan malu. Masa iya istri pegawai BUMN dengan gaji 20 juta per bulan pake daster bolong," rengekku pada suami yang sedang duduk di kursi dapur sembari menikmati sarapan pagi.Â
"Mana dasternya, lihat!" ucap suamiku tak percaya.Â
"Aduh, Pa, masak iya daster bolong Mama pake, kan nggak lucu. Dasternya udah Mama jadiin lap. Ini yang Mamah pake daster yang bolongnya dikit lalu mama tembel, lihat, tuh!" ucapku sambil menunjukkan daster yang kupakai.Â
"Halah, robek dikit aja, udah, ah, Papa mau berangkat."
"Pa, jangan gitu, dong! Jangan pelit ama istri, entar nggak berkah, lho," ucapku kesal. Lalu pergi maninggalkan suami yang sibuk mengelap mulutnya dengan tisu.Â
"Ma!" teriak suami.Â
Males.
"Ma!" teriak lagi. "Sini dulu, jangan ngambek."
"Uh, ada apa, sih," jawabku manyun. Rasanya kesal banget. Cuma minta daster aja nggak mau beliin.Â
"Sini, deh. Ukuran daster Mama berapa, biar nanti Papa beliin."
Mendengar ucapan Mas Anang, senyumku mengembang.Â