Muka Dita memerah tanda marah. Ferdi hanya mematung karena tak menyangka begitu dahsyatnya efek jimat tersebut. Ketika dibuang, reaksinya begitu cepat.
Setelah menampar Ferdi, dengan tanpa dosa dia melenggang masuk.Â
"Tunggu!" ucap Ferdi.
Dita menghentikan langkahnya dan menengok kearah Ferdi.Â
"Kembalikan belanjaan itu, kamu tidak berhak," ucap Ferdi kesal.Â
"Enak saja! Heh, setelah kamu mengajakku, lalu seenaknya kamu ingin mengambil barang ini? Ini milikku!"
Setelah mengucapkan itu, Dita masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu dengan keras.Â
"Kurang ajar sekali si Ferdi, dikira aku tidak tahu kalau kamu pakai jimat? Jelas aku tahu. Aku sudah merasa ada yang aneh ketika tadi membuang sesuatu di sungai," ucap Dita kesal. "Untung tadi aku minta dibelanjakan, hahaha."
Sementara Ferdi kembali ke rumahnya dengan lesu. Sesampainya di rumah, dia menceritakan semua pada Udin yang kebetulan masih berada di rumahnya.Â
Udin tertawa terbahak-bahak.Â
"Ferdi oh Ferdi, kamu jadi orang mbok ya jangan terlalu lugu. Harusnya tuh jimat jangan langsung dibuang, buangnya nanti aja kalau dah sampai rumah jadinya kamu bisa ngerayu si Dita untuk ngembaliin tuh barang yang sudah dirampok. Ha ha ha."