Hari minggu kemarin kita bertemu. Di toko donat sekaligus eskrim langgananku. Kak Aqie mengajakku ke toko aksesoris setelah itu. Dia menyuruhku memilih satu kalung. Aku tau, ini biasa terjadi di film-film atau drama-drama. Tokoh pria meminta tokoh wanita untuk memilih perhiasan. Saat si wanita sudah senang dan berpikir itu untuknya, ternyata untuk wanita lain. Maka dari itu, aku berpikir bahwa itu untuk Fathia, adik perempuannya. Setelah memilih, kak Aqie mengantarku pulang. Dan saat hendak pulang, di depan rumahku, dia mengatakan sesuatu yang sangat membuatku berdebar.
"Makasih, ya, sudah bantu pilih" katanya tersenyum. "Aku senang bertemu kamu."
Aku mengangguk, tidak ada pikiran apa pun. "Iya, Kak, sama-sama. Aku juga sekalian jalan-jalan jadinya hehe"
"Aku selalu senang kalau bertemu kamu. Selalu senang jika sedang bersama kamu. Tidak tahu mengapa"
Deg deg deg deg.
'Apa ini? Apa ingin menembakku? Omg!! Jantungku!!'
Tapi dia langsung memutar balikkan motornya dan berkata, "Kalau butuh sesuatu, minta aku ya, untuk membantumu. Aku akan senang hati membantu kamu." Dia tersenyum manis. Seperti bukan kak Aqie yang biasanya, bukan kak Aqie yang digambarkan orang-orang. "Aku pulang dulu"
Baru satu, dua meter motornya berjalan, aku memanggilnya dengan kencang. Dia berhenti dan menoleh ke belakang.
"Kenapa? Kenapa Kakak senang?" Tanyaku dengan harapan.
Dia hanya senyum, diam. Lalu menjawab, "suka?" Lalu dia langsung menggas motornya dan pergi. Meninggalkan aku yang mematung di pinggir jalan, depan rumahku. Aku terjatuh, badanku lemas. Aku terlalu berdebar sehingga bagian tubuh lainnya seperti mati rasa.
'Suka? Apa maksudnya suka? Dia suka aku? Suka seperti apa? Seperti kakak kelas kepada adik kelas, teman, atau pacar? Kenapa dia bilangnya seperti itu? Kenapa tidak menembakku? Dengan benar?'