Mohon tunggu...
Lestari Anfa M
Lestari Anfa M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang Prodi Sastra Indonesia

Kegemaran? Menulis dan bernapas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Magical Eyes

3 Juli 2023   14:35 Diperbarui: 3 Juli 2023   14:38 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"pst! Den! Deny! Ingin menjawab tidak? Cepat jawab!" teman-teman di sampingku menyikutiku. Aku menatap mereka untuk meminta penjelasan. Setidaknya tentang apa pertanyaannya. Lalu aku mengalihkan pandanganku kepada guru yang sedang memperhatikan kelompok kami dari tempat duduknya. Menunggu tanggapan kami atas pertanyaan Ifa. Aku pun menjadi gugup dan akhirnya tergagap.

"it-itu, pajak—" nah kan, gagap. Teman-temanku membisikkan ulang pertanyaan dari Ifa di telingaku. Dan aku terkejut juga bingung harus menjawab seperti apa. "euh.." aku kehilangan kalimatku. Aku nge-blank. Aku terkejut karena baru ingat bahwa yang dikatakan Ifa tentang pajak memang fakta. Aku lengah sekali, melupakan itu. Kenapa kemarin-kemarin aku tidak ingat? Duh!

Karena aku diam saja seperti orang bodoh, Bagus—wakil ketua dari kelompokku—menyuruhku untuk mundur dan dia yang menggantikanku untuk menjawab pertanyaan dari Ifa. Meski menjawab, Ia menjawab dengan sangat ragu-ragu juga terbata-bata. Ia juga menghindari diri untuk menatap mata Ifa.

Kacau sudah presentasiku, hanya karena tatapan darinya. Tatapan itu adalah tatapan biasa, namun entah mengapa efeknya menjadikanku yang dikenal cuek terutama pada perempuan menjadi kikuk dan berdebar. Oh ternyata benar, ada sihir di matanya.

Aku tidak tau cara kerjanya, tapi rumor itu memang benar adanya. She has magical eyes.

Kamu tahu? Matanya jarang sekali menatap kepada laki-laki. Mungkin itu yang membuat tatapannya menjadi spesial.

Kamu tahu? Matanya jarang menatap dengan fokus kepada lawan bicaranya jika itu laki-laki. Hanya sesekali menatap lalu sisanya melihat ke bawah, ke samping, atau ke atas. Mungkin karena itu, saat matanya fokus menatap mataku—atau yang lainnya juga—saat bicara, tatapannya menjadi spesial.

Kamu tahu? Mungkin karena itu, matanya memiliki sihir.

Magical eyes, special eyes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun