Lalu setelah kenaikan kelas, aku satu kelas dengannya. 'ah, orangnya biasa saja kok, ternyata. Tidak cantik' pikirku saat pertama kali melihatnya.
Tentu saja aku tidak ingin peduli. Tapi—sudah kubilang, gosip di antara anak laki-laki tentangnya membuatku penasaran.
Saat ini, aku sudah yakin bahwa tidak ada yang spesial dari matanya. Dan juga yakin bahwa mata atau otak teman-temanku lah yang salah. Malah, aku sempat berpikir bahwa mungkin Ifa memakai pelet? Oh, aku jahat sekali menuduhnya seperti itu. Tapi sebelumnya pun, selain aku, sudah pernah ada yang mengira seperti itu. Tapi—lagi, untuk apa orang seperti Ifa memakai pelet?
Orangnya sangat cuek, apalagi terhadap laki-laki. Dan aku pikir, dia bukan orang yang suka dengan sesuatu yang seperti itu. Itu tidak mungkin. Tapi tunggu, mengapa aku jadi seperti ini? Ah, aku tidak ingin memikirkan dan mencari sebab dari gosip 'mata sihir' itu lagi. Tidak penting. Lebih baik, aku mempersiapkan diri untuk materi presentasi pelajaran Geografi besok, tentang Globalisasi dan Pengaruhnya terhadap per-ekonomian di Indonesia.
[Esoknya..]
"... lagi pula, minimarket atau supermarket biasa dikenai pajak pada produk atau transaksinya. Sedangkan beberbelanja secara online hanya membayar ongkos kirim saja. Dan banyak pula yang menggratiskannya. ...
... sampai sini, ada yang ingin bertanya?" akulah yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok kami. Aku yakin, presentasi kelompokku lah yang paling bagus. Isi materinya bagus, lengkap, dan sesuai dengan pertanyaan yang menjadi bahasan. Dan caraku mempresentasikannya juga jelas, lancar dan percaya diri.
Lalu kulihat, ada seorang murid perempuan yang mengangkat tangan kanannya.
'ah.. orang usil, bertanya di presentasi teman. Paling pertanyaan tidak jelas dan ngaco.' Pikirku sebelum benar-benar melihat wajah orang yang mengangkat tangannya. Dan dia adalah Ifa, murid yang mengangkat tangannya tanda ingin bertanya.
'ooh.. Ifa. Kira-kira dia ingin bertanya apa, ya? Tunggu, tidak biasanya dia ingin ikut bertanya, biasanya dia diam saja. Eh? Apa jangan-jangan dia sadar beberapa bulan terakhir aku sering memperhatikannya? Tapi, mengapa aku harus khawatir seperti ini? Eh, apa hubungannya dengan presentasiku? Eh? Aku kenapa, sih?'
"ya, Ifa, silahkan berdiri" aku mempersilahkannya untuk bertanya sambil berdiri. Jika itu adalah siswi lain, mungkin akan menolak karena malu jika bertanya sambil berdiri. Tapi dia langsung berdiri setelah kupersilahkan. Dia cuek sekali.