Mohon tunggu...
Lestari Sinaga
Lestari Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Pendidikan Karakter Kritsiani dan Anti Korupsi kepada Siswa SLTA melalui Mata Pelajaran PAK

11 Maret 2023   08:37 Diperbarui: 11 Maret 2023   08:37 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disusun Oleh Kelompok 4 :

 

Fenti Aprianty Simangunsong (200101049)

Hier Inthersan Manullang (200101060)

Irmanian Basana Lumbantobing (200101062)

Jelly Mubaida Pasaribu (200101063)

Jeremia J Hutajulu (200101066)

Johnson Novaldi Naibaho (200101069)

Jubilela Siahaan (200101073)

Lestari Sinaga (200101082)

 

Dosen Pembimbing :

Dr. Wilson Simanjuntak,M.Pd.K

 

 

Abstrak

Pendidikan karakter menjadi pendidikan Nasional memiliki tujuan buat mengembangkan potensi peserta didik dalam hal ini lebih spesifik pembahasan buat SLTA. Sehingga menjadi manusia yg beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, berdikari, dan sebagai masyarakat negara yg demokratis dan bertanggung jawab. Di artikel ilmiah ini, penulis memakai metode literature . Selain itu, penulis juga menggunakan metode yaitu metode kualitatif dimana metode penelitian kualitatif ialah suatu metode penelitian yang beracuan pada aspek pandang/pendapat atau cara paham masyarakat sosial secara umum .Berdasarkan yang akan terjadi yg diperoleh berasal literatur literatur yg sudah dicantumkan oleh penulis maka bisa terlihat jelas bahwa mata pelajaran PAK sangat krusial dalam pebentukan karakter khusunya di SLTA. Pendidikan karakter  perlu diberikan sang pengajar atau guru PAK buat membentuk konsep diri dan karakter siswa pada hal ini SLTA sesuai dengan Firman Tuhan Allah. Dengan demikian, mereka bisa mempunyai pengendalian diri serta mampu buat membedakan mana yang baik buat dilakukan serta mana yang tidak baik, pada hal ini anti korupsi. Secara universal ada beberapa nilai yang bisa menghasilkan karakter anak sebagai lebih baik, mirip: kejujuran, kepedulian dan menghargai sesama, kerja keras, tanggungjawab, kesederhanaan, keadilan, disiplin, kooperatif, keberanian, dan daya juang/kegigihan. menggunakan mengintegrasikan nilai-nilai ini kedalam kehidupan/proses belajar peserta didik diharapkan siswa mampu berkembang menjadi langsung yg lebih baik, dan akhirnya akan bersikap anti koruptif.

Kata Kunci :Pendidikan,Karakter,PAK

Abstrack

Character education as a national education has the aim of developing the potential of students in this case more specifically discussed for high school. So that they become human beings who are faithful and devoted to God Almighty, have noble character, are healthy, knowledgeable, capable, creative, independent, and become democratic and responsible citizens. In this scientific article, the author uses the literature method. In addition, the author also uses a method, namely qualitative method where qualitative research method is a research method that refers to the aspect of view/opinion or way of understanding social society in general.Based on the results obtained from the literature literature that has been listed by the author, it can be clearly seen that PAK subjects are very important in character formation especially in high school.Character education needs to be given by PAK teachers to build self-concept and character of students in this case high school according to the Word of God. Thus, they can have self-control and be able to distinguish what is good to do and what is not good, in this case anti-corruption. Universally, there are several values that can shape children's character for the better, such as: honesty, care and respect for others, hard work, responsibility, simplicity, justice, discipline, co-operation, courage, and fighting power/persistence. By integrating these values into the student's life/learning process, it is hoped that students will be able to develop into a better person, and eventually will have an anti-corruptive attitude.

Keywords: Education, Character, PAK

Pendahuluan

            Pendidikan Nasional mempunyai fungsi dimana selalu mengembangkan kemampuan dan menghasilkan tabiat dan karakter peradaban bangsa yg bermartabat. Hal ini jua dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan karakter menjadi pendidikan Nasional memiliki tujuan buat membuatkan potensi siswa pada hal ini lebih spesifik pembahasan buat SLTA. Sebagai akibatnya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada yang kuasa yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, berdikari, serta menjadi warga negara yg demokratis dan bertanggung jawab.

            Pendidikan yg berhasil adalah pendidikan yang bisa menghasilkan perilaku insan, bukan sekedar membekali manusia dengan pengetahuan dan berita saja. Maka sebab itu panduan moral, nilai, dapat ditanamkan melalui pendidikan karakter Kristen. Nilai-nilai moral yang ditanamkan akan menghasilkan karakter yang ialah fondasi penting buat membentuk eksklusif yang utuh bagi dirinya pada menyikapi kehidupan. Pendidikan karakter Kristen menanamkan prinsip-prinsip moral sesuai pada Alkitab adalah Alkitab menentukan apakah sesuatu sahih atau keliru. dalam kekristenan Firman tuhan merupakan nilai moral yg sempurna. Nilai-nilai dalam Alkitab memiliki definisi yang tidak berubah. Jadi pengetahuan saja tidak relatif. Maka sebab itu seni manajemen pembelajaran akan memampukan orang buat bertumbuh pada penerapan karakter yg diinginkan sinkron menggunakan kehendak-Nya.

            Ada satu cara supaya tujuan terwujudnya rakyat yg demikian ialah dengan cara memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan. Pendidikan karakter Kristiani pada hal ini menelaah bagaimana peran guru PAK pada mendidik peserta didik sesuai nilai-nilai Kristiani. Dalam hal pendidikan karakter, yg menjadi fondasi primer buat pembentukan karakter pada hal ini terutama dalam anti korupsi.

          Tujuan berasal pembuatan artikel ilmiah ini artinya untuk menyebutkan mengapa pendidikankarakter Kristiani itu krusial, sebab di masa kini karakter Kristiani pada hal ini spesifik kami bahas ihwal peserta didik di SLTA yang mulai memudar. Dengan demikian, dengan adanya pendidikan karakter Kristiani bagi siswa pada SLTA akan membuat kita lebih peduli akan pendikan karakter, sehingga karakter Kristiani bisa terus diterapkan sang anak dimana pun berada.

Metode Penilitian 

            Artikel Ilmiah ini disusun menggunakan metode atau langkah-langkah yg sistematis buat memudahkah penulis menyelesaikan artikel ilmiah. Artikel ilmiah ini, penulis memakai metode literature dengan terlebih dahulu mengumpulkan bahan kajian dan materi asal berbagai asal yaitu buku, jurnal, artikel, juga sumber lainnya yang berkaitan menggunakan Penerapan Pendidikan Karakter Kristiani dan Anti Korupsi pada peserta didik SLTA Melalui Mata Pelajaran Pak. Selain itu, penulis pula memakai metode yaitu metode kualitatif dimana metode penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang beracuan kepada aspek pandang/pendapat atau cara paham warga sosial secara awam. Berbagai keterangan pada aneka macam sumber tersebut diuraikan sesuai bahan bahan materi menggunakan menggunakan bahasa sendiri. Dengan demikian artikel ilmiah ini dapat selesai menggunakan baik.

Pembahasan 

1. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER KRISTIANI 

            Pendidikan artinya hal yg penting, sebab seorang menerima pembelajaran dari orang lain dengan cara pedagogi serta pelatihan agar mampu berbagi minat serta bakat yg dimiliki, dan bisa membarui sikap serta sikap seseorang sebagai lebih baik. Pendidikan pada biasanya kita ketahui dimulai berasal tempat tinggal hingga di sekolah. Pendidikan ialah sebuah proses buat mengganti jati diri seorang peserta didik buat lebih maju. Berdasarkan para pakar, ada beberapa pengertian yang mengupas perihal definisi berasal pendidikan itu sendiri di antaranya berdasarkan John Dewey, pendidikan artinya suatu proses pembaharuan makna pengalaman.

            Tema wacana karakter adalah bahasan yang krusial, namun jarang dibicarakan dan telah diabaikan, bahkan dikalangan Kristen sekalipun. dua kemungkinan alasan pengabaian ajaran ini adalah: (1) Bahasan ini dianggap kurang menarik dibanding dengan tema doktrinal lainnya, (2) tidak seluruh orang suka membahas karakter karena ini menyangkut daerah "kepribadian" seorang yg dianggap tak boleh diusik. Akibat berasal pengabaian ini tidak sedikit orang Kristen yg tidak mengetahui ajaran berasal tema yg sangat penting ini. Padahal dalam pedagogi Yesus sangat menekankan karakter para muridNya. Kedua belas murid Yesus itu setiap hari bersama-sama dengan Yesus, pengajar mereka kemana pun Tuhan pergi. Dengan sengajaTuhan Yesus menyediakan saat hanya untuk bersama-sama dengan murid-murid- Nya. Contohnya pada Injil Matius (10:1-4; 13:10 dst, 16:5 dst; Mat 17:1 dst; 18:1 dst: 24:1 dst: 26:17 dst). Mereka bukan hanya hadir melainkan menyaksikan ketika Yesus berkhotbah, mengajar, atau ketika Yesus berdiskusi bahkan berdebat dengan para pemimpin Yahudi. Mereka pula menyaksikan ketika Yesus mengadakan muzijat, atau melakukan konseling pribadi. Hidup dan perilaku TuhanYesus mereka saksikan serta teladani, karena hal itu adalah model pendidikan yang yang kuasa langsungkan selama yang kuasa berkarya di Kanaan. Tekanan primer dari contoh pendidikan ini merupakan kualitas hayati/karakter atau mutu spiritualnya. Hal di atas artinya pola training yang dilakukan dewa Yesus buat menyiapkan para murid-Nya sebelum akhirnya mereka masing-masing di  utus (Mat 28:19-20).

            Kesaksian Inji-Injil tentang pola pengajaran Yesus terhadap murid-murid-Nya kentara bahwa mutu karakter menerima perhatian yang besar. Para murid Tuhan itu lebih banyak belajar ihwal kehidupan daripada belajar perihal doktrin. Bahkan acapkali Tuhan Yesus mengajar pola hayati kaum Farisi yang mengenal banyak aturan keagamaan (tentu hal itu telah menjadi doktrin mereka) tetapi hidup  mereka tak seirama dengan doktrin yang mereka ajarkan (Mat 23:1-3). Hal itu memberikan bahwa bagi Tuhan, karakter/kesaksian kehidupan itu teramat penting. Terlebih hal itu penting diajarkan pada mereka/ murid Yesus yg akan memimpin gereja mula-mula. Hal tentang pelatihan karakter ini terus berlangsung atau dilanjutkan oleh para rasul. Surat Paulus pada Timotius dan Titus pula berbicara tentang karakter pemimpin gereja (2 Tim 2:2). Karakter itu meliputi kualitas seperti: Integritas, kemurnian moral, kelemahlembutan dan kesabaran. Tekanan pentingnya memiliki kualitas kehidupan/karakter ini tentu bukan hanya berlaku buat para murid spesifik atau para pemimpin, tetapi cocok buat seluruh orang percaya, Kualitas karakter dibahas diseluruh Perjanjian Baru.

            Tragisnya, dampak ketidaktahuan akan hal ini,tidak sedikit orang Kristen tidak bertumbuh dalam karakter Kristen yang baik, serta lebih buruk lagi, tatap merasa bertumbuh padahal stagmen." Jadi apakah yang dimaksud menggunakan karakter ?

Karakter merupakan, tabiat: watak sifat- sifat kejiwaan atau budi pekerti yang membedakan seorang dari yang lainnya. Karakter adalah istilah psikologis yang mengarah pada "sifat khas yg dimiliki sang individu yg membedakannya asal individu lainnya. Jadi, intinya karakter adalah sifat-sifat yg melekat di kepribadian seseorang. menggunakan kata lain, karakter merupakan sikap batin yg mensugesti atau tampak dalam pikiran, perasaan dan perbuatan atau perilaku. acapkali kali pula diklaim sebagai tabiat, perangai, akhlak, kelakuan, yg sudah tertanam serta berurat berakar serta telah menjadi ciri khas diri kita sendiri (Personalitas). Sebab itu, apakah dipandang orang lain atau tidak, kita akan menunjukkan perangai itu (Konsisten).

            Sedangkan Kristen adalah sebutan bagi seorang yg telah menerima Yesus Kristus menjadi Tuhan serta Juruselamat secara langsung dan meneladani hayati serta ajaran-ajaranNya pada kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, karakter Kristen disebut juga sifat-sifat Kristen, yaitu kualitas rohani yang dimiliki seseorang Kristen. Jadi dengan pemahaman di atas, diperoleh pengertian bahwa pendidikan karakter Kristen merupakan pendidikan yang membuat serta mengembangkan perilaku batin peserta didik supaya bisa bersikap serta berperilaku bijak, serta bertanggung jawab pada kehidupannya sehari-hari menjadi orang Kristen.

2. PENGERTIAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI 

            Secara awam, pendidikan anti korupsi diartikan menjadi pendidikan koresi budaya yg bertujuan untuk mengenal cara berpikir serta nilai-nilai baru kepada peserta didik (Suyanto, 2005:43). Cara berpikir dan nilai-nilai baru krusial disosialisasikan atau ditanamkan kepada peserta didik SLTA karena tanda-tanda korupsi pada rakyat sudah membudaya serta diikhawatirkan para generasi muda menganggap korupsi sebagai hal biasa.

            Pendidikan antikorupsi dapat dipahami jua menjadi perjuangan sadar serta sistematis yang diberikan kepada siswa berupa pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan keterampilan yg diperlukan agar mereka mau dan bisa mencegah dan menghilangkan peluang berkembang korupsi. Target akhir bukan hanya menghilangkan peluang, namun juga siswa mampu menolak segala pengaruh yg menunjuk kepada korupsi.

            Setiap upaya pendidikan mempunyai tujuan tertentu, demikian juga pendidikan anti korupsi. Tujuan pendidikan antikorupsi ialah (1) pembentukan pengetahuan serta pemahaman tentang aneka macam bentuk korupsi dan aspek-aspeknya, (2) perubahan persepsi serta perilaku terhadap korupsi, serta (3) pembentukan keterampilan serta kecakapan baru yang dibutuhkan buat melawan korupsi.

           Pendidikan anti korupsi mampu dilaksanakan baik secara formal maupun informal. Ditingkat formal, unsur-unsur pendidikan anti korupsi bisa dimasukkan kedalam kurikulum diinsersikan/diintegrasikan ke pada matapelajaran. Di tingkat informal bisa dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

            Secara universal ada beberapa nilai yang bisa membentuk karakter anak sebagai lebih baik, seperti: kejujuran, kepedulian dan menghargai sesama, kerja keras, tanggungjawab, kesederhanaan, keadilan, disiplin, kooperatif, keberanian, serta daya juang/kegigihan (Setiawan, 2012). Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini kedalam kehidupan/proses belajar peserta didik dibutuhkan siswa bisa berkembang menjadi pribadiyang lebih baik, dan akhirnya akan bersikap anti koruptif. Penanaman nilai ini tidak sebatas pada insersi matapelajaran, namun perlu diberikan disemua lini pendidikan. Nilai ini hendaknya selalu direfleksikan kedalam setiap proses pembelajaran baik yg bersifat intra kurikuler juga ekstra kurikuler.

          Pendidikan anti korupsi dilaksanakan menggunakan cara memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreatifitas (Undang-Undang Republik Indonesia, 2003). Pendidikan anti korupsi artinya perjuangan sadar untuk memberi pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yg dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga , dan pendidikan non formal (Yaqin, 2015). Maka buat mewujudkan pendidikan anti korupsi, harus menjadi tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, serta pemerintah, karena itu pendidikan berlangsung seumur hayati serta dilaksanakan pada dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Target yang ingin dicapai dari pendidikan ialah pembentukan aspek kognitif (intelektual), afektif (perilaku mental atau moral) serta psikomotorik (skill/keterampilan). Maka idealnya, pembentukan aspek kognitif menjadi tugas dan tanggung jawab para pendidik (pengajar) di sekolah, pembentukan aspek efektif menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua, dengan membentuk kepribadian serta kebiasaan. Pembentukan aspek psikomotorik menjadi tugas serta tanggung jawab warga (forum-lembaga kursus, dan sejenisnya). Dengan adanya pembagian tugas seperti ini, maka persoalan pendidikan anti korupsi sebenarnya sebagai tanggung jawab semua pihak: orangtua, pendidik (guru), serta rakyat.

            Pendidikan anti korupsi juga harus diberikan melalui pembelajaran sikap mental dan nilai-nilai moral bebas korupsi di sekolah, sebagai akibatnya generasi baru Indonesia dibutuhkan bisa mempunyai pandangan serta sikap yg keras terhadap segala bentuk praktik korupsi. Anggota MPR Hidayat Nurwahid, menyatakan bahwa pendidikan perlu dielaborasi dan diinternalisasikan menggunakan nilai-nilai anti korupsi sejak dini. Pendidikan anti korupsi yg diberikan di sekolah diperlukan dapat menyelamatkan generasi belia supaya tidak menjadi penerus tindakan-tindakan korup generasi sebelumnya, tetapi hanya saja memberikan pendidikan anti korupsi bukan hal simpel. Karena, bahkan lahirnya kenyataan praktik korupsi jua berawal asal global pendidikan yg cenderung tidak pernah menyampaikan sebuah mainstream atau kerangka berpikir berperilaku jujur dalam berkat dan berbuat termasuk sekolah-sekolah pada negeri ini.

            Perkara korupsi banyak dijumpai pada kehidupan sehari-hari terutama pada peserta didik yg duduk dibangku SLTA. Pada lingkungan siswa SLTA tidak sedikit ditemui praktek-praktek korupsi sederhana mirip mencontek, berbohong, melanggar hukum sekolah, membolos, tak jarang terlambat pada mengikuti sebuah aktivitas, dan terlambat masuk sekolah. Hal tadi tak boleh dibiarkan karena dapat menjadi bibit penyebar budaya korupsi. Dengan  itu diharapkan pendidikan anti korupsi sejak dini yg dimasukkan dalam proses pembelajaran. Pendidikan anti korupsi akan efektif bila dilaksanakan melalui pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta pendidikan nonformal pada tengah rakyat. Pendidikan anti korupsi mengintegrasikan domain pengetahuan, sikap serta perilaku, serta keterampilan. Nilai-nilai anti korupsi harus ditanamkan, dihayati, diamalkan setiap manusia Indonesia semenjak usia dini sampai sepanjang hayat.

NILAI-NILAI ANTI KORUPSI 

1. Jujur adalah mengatakan fakta sinkron dengan yang dicermati, didengar, serta dirasakan.
2. Peduli merupakan mempunyai rasa kasih sayang, empati dan keberpihakan pada sesame juga lingkungan.
3. Mandiri/Berdikari merupakan memiliki karakter yang bertenaga, punya inisiatif serta tidak menggantungkan keputusan pada orang lain.
4. Disiplin adalah konsisten, tertib menepati janji, komitmen serta taat aturan.
5. Tanggung jawab adalah mendapatkan semua konsekuensi akibat perkataan yg dilakukan sesuai nilai, moral, atau aturan.
6. Kerja keras adalah melakukan upaya benar-benar-sungguh sampai tercapai apa yg ditargetkan sesuai nilai dan moral
7. Sederhana merupakan bersahaja, tidak berlebih-lebihan, ikhlas serta selalu bersyukur.
8. Berani ialah mempunyai karakter yang bertenaga, kemantapan hati, tidak takut buat berkata yg fakta atau benar, menolak ajakan berbuat tidak baik, dan semangat juang yg tinggi.
9. Adil merupakan menempatkan sesuatu pada tempatnya, konsisten, selaras, seimbang, dan berpengang teguh untuk kebenaran.

Penutup

            Pendidikan karakter perlu diberikan sang guru-guru PAK buat membangun konsep diri dan karakter peserta didik pada hal ini SLTA sesuai dengan Firman Tuhan. Dengan demikian, mereka mampu mempunyai pengendalian diri dan mampu buat membedakan mana yg baik buat dilakukan dan mana yang tidak baik, pada hal ini anti korupsi. di masa kini , isu guru PAK juga perlu buat memperlengkapi diri dalam menghadapi dampak kemerosotan moral yang semakin tinggi, karena kebanyakan anak zaman kini sulit buat mengontrol serta mengendalikan diri pada korupsi. Secara universal ada beberapa nilai yg dapat menghasilkan karakter anak menjadi lebih baik, mirip: kejujuran, kepedulian serta menghargai sesama, kerja keras, tanggungjawab, kesederhanaan, keadilan, disiplin, kooperatif, keberanian, dan daya juang/kegigihan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini kedalam kehidupan/proses belajar siswa diperlukan peserta didik mampu berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, dan akhirnya akan bersikap anti koruptif. Penanaman nilai ini tidak sebatas di insersi matapelajaran, namun perlu diberikan disemua lini pendidikan. Nilai ini hendaknya selalu direfleksikan kedalam setiap proses pembelajaran baik yang bersifat intra kurikuler maupun ekstrakurikuler.

Daftar Pustaka

Listyarti,Retno. 2012. Pendidikan Karakter. Jakarta. Penerbit Erlangga

Handoyo Eko. 2013.Pendidikan Antikorupsi.Yogyakarta. Penerbit Ombak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun