RAMLI celingukan berdiri di teras belakang rumah makan. Berulang kali melihat ke arah toilet. Gadis itu tak kunjung nongol. Â Kenapa begitu lama. Ramli mulai disusupi perasaan aneh. Tapi ia bersabar menunggu beberapa saat lagi. Mungkin gadis itu sekalian buang air besar.
Di dalam mobil, Tonny juga gusar. Sudah lebih seperempat jam Ramli dan gadis itu belum juga keluar. Apa-apaan ini. Tonny berpikiran buruk pada Ramli yang dikenalnya jahat terhadap gadis cantik.
Dirgo yang membeli makanan datang menenteng plastik besar berisi bungkusan nasi dan minuman botol.
"Kenapa lama kali mereka di sana, jangan-jangan Ramli neko-neko, kamu tau siapa Ramli kan." Tonny benar-benar gusar bukan main.
"Aku akan cek dulu bos," kata Dirgo setelah meletakkan bungkusan plastik di jok depan.
Dirgo masuk kembali ke warung, melihat Ramli berdiri mengisap rokok, mungkin juga ganja.
"Hey, lama amat," tegur Dirgo menepuk bahu kawannya.
"Tauk,itu cewek berak kali," sahut Ramli melototkan mata.
"Toiletnya mana,"tanya Dirgo. Ramli menunjukkannya.
Dirgo memanggil gadis pelayan." Tolong lihat dulu teman kami sudah kelamaan di dalam."
Gadis itu ngeloyor menuju toilet di sisi kamar gudang. Lalu dikettuknya pintu beberapa kali. Â Tak ada jawaban.