"Maaf pak, saya sudah ketuk pintunya tak ada yang menyahut."
Ramli dan dirgo saling pandang.
"Kita cek yok," kata Dirgo.
Keduanya melangkah cepat ke toilet, lalu mengetuk pintu." Nona, kamu belum siap juga? kita mau berangkat."
Tak ada jawban walau berulang ditanya dan pintu digedor lebih keras. Ibu pemilik kedai datang dari depan." Ada apa ini bapak-bapak."
"Maaf bu, gadis tadi kelamaan di dalam, tapi tak ada jawaban. Apa boleh kami permisi mendobrak pintunya?"
Ibu itu geleng kepala."Ada-ada saja. Baiklah didobrak saja itu."
Dengan tiga kali dorongan kuat tangan Ramli yang kekar, tak sulit membuka pintu dengan paksa.Â
Mereka menatap bengong ke dalam. Tak ada siapa-siapa di situ. Mereka lalu sadar apa artinya bagian dinding atas yang terbuka.
Dengan panik Ramli dan Dirgo melongok dari sisi teras belakang yang menghadap sungai. "Pasti kabur ke sini."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H