Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seindah Pelangi Senja (105)

25 Oktober 2015   14:58 Diperbarui: 25 Oktober 2015   14:58 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Terima kasih Rik, tak sia-sia aku mencintaimu," balas Nika. Matanya berkilau oleh air mata yang menggantung di pelupuk.

Riko mengecup kening gadis itu lembut. Getaran birahi meluap tapi ditahannya sekuat tenaga. Nika tahu gelora itu, dan ia tersenyum.

"Kamu ingat kenangan di bawah pohon kemiri itu ya Rik. Kita sudah menyatu dan aku telah berikan milikku yang paling berharga di sana."

Riko tertegun. Sekelumit pengalaman paliing indah melintas di pelupuk mata. "Ya Nika, Aku tak akan lupakan itu, dan aku siap bertanggung jawab seandainya..."

"Sssssttt..." Nika melintangkan jari telunjuk di bibir. mencolek perut Riko." Belum ada apa-apa kok Rik, kan baru sekali, mungkin belum Rik...aku tahu Rik kamu pasti mengenang itu."

Lalu Nika mengisyaratkan Riko memandang ke pintu kamar yang terbuka. Riko mengikuti arah mata Nika, lalu berdiri. "Oh ya lupa , untung tak ada yang melihat kita tadi." Lalu daun pintu dirapatkannya perlahan.

Senyum mengembang di bibir Nika.

"Kalau saja kIta menginap berdua malam ini di sini Rik."

Riko memegang tangan Nika menariknya berdiri, merapatkan tubuh sedang mekar itu dalam peluk melekat." Demi menjaga pandangan orang pada dirimu Nik, biarlah kita tidur pisah, kalau tiba waktunya dan takdir menentukan kita akan berdua sepanjang waktu. Sekarang kita ciuman lagi, sebelum aku meninggalkanmu di sini."

Bibir sensual kemerahan itu seperti mencibir manja. "Tapi Rik janji hanya peluk cium aku ya, ntar ketauan orang bisa geger hotel ini."

Riko tertawa kecil. "Aku bisa mengontrol diri Nik, percaya padaku kan. Tapi aku pengen raba-raba bisa kan sayang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun