Untuk kopi durian ini saya tidak berani mencobanya,agak ngeri membayangkan kalau nanti efek setelah diminum, terbayang bisa  kena penyakit stroke, walau sudah pernah melihat yang meminum, nyatanya tidak terjadi apa apa, yaitu paman sendiri dengan usia yang sudah tidak muda lagi di usia enam puluh tahunan meminumnya, sehat sehat saja, tidak terjadi apa  dengan tubuhnya, tetap saja saya tidak berani mencobanya takut....
Pembuat kopi disebut Barista, pelayan bar/bartender artinya dari bahasa Italia,dengan kecakapannya bisa menyiapkan dan menyajikan kopi, bisa membuat cita rasa kopi menjadi joss.. Nah bagi warung warung kopi skala kampung 'barista' nya ya pemilik warung itu, beserta anggotanya, mereka membuat kopi hanya satu macam saja, maksudnya, membuat kopi hanya yang itu itu saja..misalnya kopi hitam campur gula, campur susu atau bagaimana permintaan pelanggan, kalaupun ada yang meminta selain itu,  paling hanya dari kopi instan,berupa shacet dengan merek  yang berbeda.
Kopi instan bermerek, tersedia di warung karena penetrasi iklan di radio atau televisi, yaitu kopi sachet  kemasan dengan kisaran harga segelas antara Rp.3000,- sampai dengan Rp.5000,- saja. Bandingkan dengan harga di cafe akan berlipat lipat, segelas kopi biasa/ kopi hitam bisa mencapai harga Rp.25,000,- saja...apa karena tempat jual danhitamnya lokasi,  yang menentukan...
Nyatanya rasa kopi hitamnya masih pahit juga, walau sudah dicampur dengan gula yang disediakan.
Naahh... bagi penikmat kopi harus smart..katanya kopi instan itu hanyalah perasa kopi, bukan dari bubuk kopi..karena harga bubuk kopi asli mana ada dijual murah, coba kita bandingkan.. dan katanya juga bubuk kopi yang dijual di pasar pasar tradisional kebanyakan bubuk kopinya dicampur jagung...
Jadi sebenarnya dimana letak enaknya  menyeruput kopi itu?