uap panas yang menyembur dicela silhouette wajah-wajah yang mengantar, terhampar jelas mengalas ceritamu.
Kenapa kau bergeser saat air di wajahmu lengser?
Slow! Â ibarat benih-benih jatuh yang terlanjur tumbuh jadi mawar berduri yang mekar.
Atau bagiku itu Myosotis yang merekah di atas pusara-pusara tua
tempat hasrat dan harap disemayamkan.
Kita tampak sedih dan runyam setelah itu. Jemari dan sendra tari itu sudah lelah pura-pura tegar
Padahal  gelemelut sudah fasih dan sedih bercampur tuak yang diseka di atas bebatuan
Tubuh dan wajah yang berisak merasa tak sanggup terlihat dewasa.
"Maunya jadi kecil lagi?"
Saya dan mereka menyelubungi diri dengan sajak.
Menunggu kau selesai dengan urusanmu.