Mohon tunggu...
Tyan Nusa
Tyan Nusa Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

Sedang Menempuh Studi Teologi di Fakultas Teologi Wedabhakti Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

3 Puisi Keberangkatan

10 Desember 2020   21:50 Diperbarui: 10 Desember 2020   21:58 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

uap panas yang menyembur dicela silhouette wajah-wajah yang mengantar, terhampar jelas mengalas ceritamu.

Kenapa kau bergeser saat air di wajahmu lengser?

Slow!  ibarat benih-benih jatuh yang terlanjur tumbuh jadi mawar berduri yang mekar.

Atau bagiku itu Myosotis yang merekah di atas pusara-pusara tua

tempat hasrat dan harap disemayamkan.

Kita tampak sedih dan runyam setelah itu. Jemari dan sendra tari itu sudah lelah pura-pura tegar

Padahal  gelemelut sudah fasih dan sedih bercampur tuak yang diseka di atas bebatuan

Tubuh dan wajah yang berisak merasa tak sanggup terlihat dewasa.

"Maunya jadi kecil lagi?"

Saya dan mereka menyelubungi diri dengan sajak.

Menunggu kau selesai dengan urusanmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun