Mohon tunggu...
Leonard
Leonard Mohon Tunggu... Insinyur - Senang menjelajah tempat baru

Buruh Telekomunikasi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kekejaman Ahok yang Belum Disadari Semua Orang

19 Februari 2016   02:43 Diperbarui: 19 Februari 2016   02:51 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ahok"][/caption]

 

Mengikuti sepak terjang Ko Ahok ini sungguh menarik. Mungkin banyak di antara kita yang tidak tahu di balik keseriusan pria yang menjabat sebagai Gubernur DKI  dalam membenahi ibukota, tersimpan banyak kekejaman di dalamnya.

Ahok lebih sering menunggu sesuatu terjadi dulu (bahkan di beberapa situasi sampai harus ada korban wafat), baru serius bahkan "all out" dalam mengambil keputusan.

Berikut beberapa data yang mendukung hal tersebut:

1. Polisi tewas di diskotik STADIUM.

http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/3098/1/diskotek.stadium.ditutup

Pemkot dan kepolisian pasti tahu bagaimana peredaran NARKOBA di Stadium, mungkin banyak juga oknum2 yang mencari rejeki di sana. Tetapi begitu ada korban jatuh baru pemkot dan kepolisian ALL-OUT menutup diskotik tersebut.

Bahkan, dalam tautan berikut:

https://beritagar.id/artikel/berita/ahok-ancam-tutup-usaha-yang-terlibat-kasus-narkoba 

Ahok berkata: "Dua kali ketahuan, gua sikat lu ya. dua kali ya sudah, harus ditutup dong. Dia juga oke-oke saja."

Walaupun Stadium itu milik tetangganya, Ahok tetap tegas menutup tempat hiburan itu. "Ya orang tetangga kok, ya mau bilang gimana. Kan sudah gua ingetin enggak boleh buka lagi kalau sudah macam-macam," kata dia.

Dari kejadian ini, tampak sekali Ahok menunggu momen yang tepat untuk menutup tempat hiburan yang sudah masuk dalam kategori "black-list". Dia pasti punya list di mana saja lokasi yang memungkinkan terjadinya peredaran narkoba, minuman keras, prostitusi, premanisme, dan lainnya. Beliau begitu berhati-hati dalam mengambil keputusan, sampai menunggu harus ada yg tewas dulu. Kejam bukan? tetapi begitu dia hendak mengambil keputusan, maka tidak akan ada negosisasi lagi. There is no way back.

DISKOTIK STADIUM TUTUP SAMPAI SEKARANG!

 

2. Promosi Udar Pristono yang berujung tahanan.

Ahok pasti punya data-data pejabat eselon yang berada di bawahnya dan dia selalu menginstruksikan supaya pejabat tersebut memberikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN). Dia pasti punya kecurigaan terhadap gaya hidup bawahannya apabila dianggap tidak wajar dengan pemasukan yang diterima. Tetapi dia tetap berpikiran positif dengan mempercayakan posisi Kepala Dinas kepada orang tersebut. Ini terjadi kepada Pak Udar Pristono (yang pada saat itu baru beberapa bulan dilantik menjadi Kadishub DKI Jakarta), sampai pada keadaan terakhir beliau divonis 5 tahun penjara (bukan atas tuduhan korupsi transjakarta melainkan menerima suap).

http://www.merdeka.com/peristiwa/tak-terbukti-korupsi-bus-transjakarta-udar-divonis-5-tahun-penjara.html

Kejam sekali Ahok seperti tidak mau menolong bawahannya atau mungkin Ahok sudah tahu gelagat2 yang tidak jelas dan dia merasa sudah dua kali dikibulin sama bawahannya? Jadi berlaku kembali, kejadian yang sama seperti poin sebelumnya. Setelah kesempatan kedua diberi, maka tiada ampun baik itu kawan maupun lawan Ahok. Sedih melihat Pak Udar, yang seolah diacuhkan oleh mantan atasan dalam menjalani sidang peradilannya. Bahkan untuk menjadi saksi yang meringankan saja Ahok tidak mau.

Perkembangan terakhir sampai saat ini adalah jaksa agung akan banding terhadap keputusan hakim.

 

3. Kasus liar UPS yang bisa menjadi bumerang kepada Pemprov

Selama melihat perkembangan persidangan kasus UPS ini, saya merasa apa yang disampaikan Haji Lulung ada benarnya karena pejabat pengambil keputusan itu adalah dari eksekutif (dalam hal ini Pemprov), bukan legislatif (DPRD). Walaupun dalam  kenyataannya sering terjadi persekongkolan, tapi secara prosentase tetap aja faktor kesalahan & resikonya lebih besar di eksekutif. Bagaimana caranya memberikan shock therapy kepada pejabat eselon (eksekutif) dan syukur-syukur dapat menyeret legislatif juga? Mau tidak mau bongkar kebobrokan sendiri yang bisa saja malah menyeret nama Ahok sendiri dalam proses peradilannya. Besar sekali resiko yang dibuat Pak Ahok.

Tetapi kalau kita telesuri lebih dalam kasus ini, maka kita akan menemukan proses yang hampir sama dengan 2 poin sebelumnya. Apakah itu? Kejadian sama yang berulang, pada APBD tahun 2012 & 2013 sejak awal kepemimpinan Jokowi-Ahok, mereka menemukan anggaran tidak wajar tapi karena masih tahun adaptasi, mereka tidak ambil pusing. Di tahun 2014 sudah mulai diterapkan e-budgeting (dimana Ahok dengan terus terang mengatakan mereka belajar dari Pemkot Surabaya). Pada saat itu Ahok tidak mengecek secara detail karena dia mempercayai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang notabene adalah bawahannya. Tapi begitu memasuki pembahasan APBD-2015 (mungkin sistem e-budgeting-nya sudah makin canggih), Ahok terkejut karena masih saja ada anggaran siluman yang tidak jelas. Maka tidak ada ampun, mulai dicek kembalilah APBD 2015. Sampai sejauh ini situasi seimbang dimana pihak eksekutif ada 2 tersangka (Alex Usman dan Zaenal Soleman) dan dari legislatif 2 tersangka juga (Muhammad Firmansyah dari Fraksi Partai Demokrat dan Fahmi Zulfikar dari Fraksi Partai Hanura). Bukan tidak mungkin tersangka akan bertambah.

http://news.okezone.com/read/2016/02/04/338/1304620/kasus-ups-sudah-tercium-sejak-jokowi-jabat-gubernur-dki

Sungguh kejam Ahok, karena dia all-out dalam membuka kebobrokan yang dilakukan timnya. Ini bisa menjadi shock therapy kepada semua Pejabat Pembuat Keputusan (PPK) supaya tidak harus kongkalikong dengan legislatif lagi dalam mengambil keputusan, yang penting tujuannya benar untuk rakyat banyak.

Kita lihat apakah dalam APBD-Perubahan 2016 di DKI Jakarta nanti akan ditemukan anggaran2 tidak wajar? Kalau ada maka, mereka lebih dari keledai :)

 

4. Toyota Fortuner B 201 RFD yang baru pulang dari Kalijodo dan menewaskan 4 orang.

Jika diselidiki, yang paling berperan dalam peristiwa penertiban di Kalijodo ini bukanlah Ahok, melainkan Riki Agung Prasetio (24) yang mengendarai Toyota Fortuner B 201 RFD. Dia baru saja menikmati surga duniawi di Kalijodo. Dalam perjalanan pulang, dia menabarak & menewaskan empat orang. Diketahui setelahnya dia ternyata meminum banyak minuman beralkohol di salah satu kafe di Kalijodo.

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/02/17/07084541/Kebalnya.Kalijodo.Sebelum.Insiden.Fortuner

Dan setelahnya seperti kita ketahui, Ahok menunjukkan kekejamannya tanpa kenal ampun. Dia kerahkan semua kemampuannya, koordinasi dengan tokoh agama, Kepolisian dan TNI. Terus terang penulis sendiri belum tahu sebenarnya Kalijodo itu tempat apa, sampai kejadian ini muncul. Sama ceritanya seperti pada saat penertiban di Tanah Abang, ada anggota dewan ternyata di belakang para PKL yang melanggar ketertiban di pasar itu, dan anehnya dia muncul dengan sendirinya. Mungkin demikian dengan tokoh masyarakat Daeng Azis di Kalijodo.

 

Dari keempat peristiwa di atas, penulis berasumsi Ahok siap menunjukkan kembali kekejamannya di lokasi2 yang mau ditata sama beliau. Tapi dia sedang menunggu amunisi dan bukti kuat sebelum all-out menjalankan keputusannya. Mungkin ada yang bertanya Alexis kenapa dibiarkan tapi tempat maksiat yang level kecil digusur atau pembangunan gedung2 yang tidak sesuai dengan master plan tata kota Jakarta tidak ditertibkan? Serba salah memang kalau harus menunggu korban dulu baru ditindak.

Tapi apapun itu, tetap tunjukkan juga kekejamanmu Pak Ahok kepada oknum2 yang meresahkan dan merugikan masyarakat.

 

Salam..

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun