Kehilangan Overmars ternyata memiliki dampak yang besar bagi Ajax. Perekrutan Ajax menjadi lebih amburadul dan di musim 2023/24 ini Ajax merasakan dampak yang sangat keras akibat dari kebijakan transfer yang serampangan.Â
Salah satu hal yang membuat transfer Ajax kacau balau adalah adanya "kongkalikong" antara Sven Mislintat dengan agen pemain yang direkrut Ajax di musim 2023/24 ini.
Selain itu, Ajax juga mengganti John Heitinga setelah masanya sebagai pelatih interim telah usai. Ajax pun menunjuk Maurice Steijn sebagai pengganti. Masalahnya, Steijn adalah sosok pelatih yang belum teruji.Â
Prestasi terbaik Steijn adalah mengantarkan tim yang biasanya berkutat di papan tengah klasemen naik masuk ke zona Eropa. Tim tersebut adalah Sparta Rotterdam. Namun, prestasi itu pun hanya terjadi di musim 2022/23 lalu.
Kembali ke Sven Mislintat. Penunjukkan Sven Mislintat ternyata berdampak cukup buruk. Pada bursa transfer perdana Mislintat sebagi direktur olahraga Ajax, ia menjual banyak pemain kunci Ajax.Â
Pemain yang dijual adalah Jurrien Timber (Arsenal), Calvin Bassey (Fulham), Mohammed Kudus (West Ham), dan Edson Alvarez (West Ham juga) dengan total pemasukan 155,5 juta Euro.Â
Selain itu, Ajax juga melepas Davy Klaasen (Inter Milan), Florian Grillitsch (Hoffenheim), dan Dusan Tadic (Fenerbahce) dengan status gratis. Selain itu, Maarten Stekelenburg yang merupakan salah satu sosok senior sekaligus salah satu kiper andalan tim pun pensiun di awal musim 2023/24. Jika diperhatikan, hampir seluruh pemain yang lepas adalah pemain kunci di tim Ajax musim 2022/23 lalu.
Sebagai pengganti mereka, Ajax merekrut Benjamin Tahirovic (AS Roma), Diant Ramaj (Eintracht Frankfurt), Carlos Forbs (Manchester City), Jakov Medic (St Pauli), Chuba Akpom (Middlesbrough), Anton Gaaei (Viborg), Josip Sutalo (Dinamo Zagreb), Gaston Avila (Royal Antwerp), Georges Mikautadze (Metz), Ethan Butera (Anderlecht), Sivert Mannsverk (Molde), dan Borna Sosa (Stuttgart), dan Branco van den Boomen (Toulouse) dengan total biaya 113,3 juta Euro.
Sayangnya, perekrutan baru ini ternyata tidak mampu tampil sesuai ekspektasi. Ajax kini hanya mampu bertengger di peringkat 17 klasemen dalam 7 laga. Ajax hanya mampu meraih 5 angka hasil dari 1 kemenangan, 2 hasil imbang, dan 4 kekalahan. Hasil ini pun ditambah dengan pembantaian di tangan sang rival klasik, Feyenoord, dengan skor 0-4 di kandang sendiri.
Kekalahan itu pun membuat pendukung Ajax sempat mengamuk dan menghancurkan Johan Cryuff Arena hingga membuat laga ini sempat ditunda pasca Ajax tertinggal 0-3 hingga menit ke-60an.Â
Setelah dilanjutkan beberapa pekan sesudahnya, Feyenoord malah mampu menambah keunggulan yang membuat laga berakhir dengan skor 4-0. Hasil ini jelas menjadi hasil yang sangat buruk bagi Ajax Amsterdam.