Mohon tunggu...
Ays Laratmase
Ays Laratmase Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nunu oli Nunu seli Nunu karipatu Patue karinunu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mama

21 Februari 2018   07:18 Diperbarui: 21 Februari 2018   07:44 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamulah bayi itu. Kamulah bayi yang membuat mama lupa  untuk bunuh diri dan takkan pernah bunuh diri lagi.Kamulah yang alasan mama untuk hidup. Kamulah alasan mama keluar dari dunia malam. Mama meninggalkan lembar masa lalu yang kelam. kamulah yang membuat papa jatuh cinta pada mama dan berani menanggung malu menikahi mantanP SK ini.

Ka

Terima kasih sudah mengingatkan mama waktu itu. Mama sadar mama mesti membiayai kamu dengan membiayai kamu dengan keringatku sendiri. Mama takut berjumpa dengan orang lain. Mama takut kenangan masa lalu bergema kembali. Yang bisa mama buat hanyalah meminta belas kasih orang lain.

Tapi sekarangmama sudah punya pekerjaan yang tetap Mama sudah siap dihina. Mama sudah siap dicemooh. Ketika orang mengangkat masa lalu mama. Tak gentar mama menghadapinya.

Gaji penghasilan mama pas-pasan. Mama dan Bapa sepakat untuk menghentikan pinjaman dari Koh Long. mulai semester ini kamu bisa kuliah dari gaji mama juga. Maka dengan bangga mama mengirim uang untukmu anakku sayang.

Peluk dan cium dari jauh

Mama

Aku menangis sejadi-jadinya. Aku malu pada diriku sendiri. Gengsi dan rasa marah telah mengeraskan hatiku.  Kini pikiranku terang dan hati melembut, tapi aku sungguh-sungguh kehilangan mama. Mama meninggal dalam kecelakaan lalu lintas waktu pergi kerja seminggu setelah mengirim surat ini dan hasil keringatnya untukku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun