Mohon tunggu...
Lembaga Kajian Pertahanan KERIS
Lembaga Kajian Pertahanan KERIS Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI "KERIS" dirintis oleh beberapa pemuda di kota Jogja dengan anggota tersebar di beberapa penjuru Indonesia | http://lembagakeris.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perhitungan Alternatif Tentang Subsidi BBM

12 April 2012   14:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:42 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut saya, bukan DEMO untuk menurunkan harga, tetapi TUNTUTLAH penggunaan DANA yang tidak untuk subsidi BBM untuk di kembalikan penggunaannya untuk kesejahteraan masyarakat. Perhitungan data miskin ini sangat tidak valid karena saya menghitung dari yang terwakili jakarta saja, padahal masih ada sisa 44, 30 triliun subsidi untuk di luar Jakarta (termasuk di JAWA loh)

Dengan terbatasnya pemakaian BBM dipulau jawa karena MAHAL maka pulau2 lain akan mendapatkan kesempatan harga yang RATA dan SAMA.. maka keadilan yang se-ADIL2nya.

Memang benar kalau harga naik, harga di luar daerah juga ikut naik, tapi itu dikarenakan konsumsi di pulau jawa yang besar sehingga pulau lain tidak kebagian. Logis apabila harga mahal maka konsumsi BBM akan menurun dan masyarakat di luar pulau jawa bisa menikmati harga sama dan rata. Pemilik motor juga bukan sepenuhnya orang miskin, karena ada data motor seperti harley davidson, motor 250 cc, motor 200 cc, motor 160 cc di wilayah JABODETABEK

Amat disayangkan isu demonstrasi BBM benar-benar dipolitisasi, dan tidak dilakukan analisa mendalam mengenai siapa yang menikmati subsidi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun