" Ayo- ayo kita duduk di masjid dulu ya" kata kami mengajak Maitsa untuk mengakhiri pelukannya.
Selanjutnya kami berempat menuju masjid di depan pondok, karena kebetulan juga,pengajian belum di mulai. Di dalam masjid, kami masih melanjutkan perbincangan terkait mahkota surga.
Hey, tadi kamu mengatakan mahkota surga, maksudnya bagaimana itu? " tanya ibu Maitsa kepada Maitsa penuh penasaran.
" Begini bu, kemarin baru ada kajian tentang mahkota surga. Kata ustad seorang hafidz / hafidzah, akan memakai jubah kebesaran, selain itu juga akan memakaikan mahkota kepada kedua orang tua. Dan juga seluruh saudara - saudaranya bisa masuk surga bersamanya." begitu penjelasan Maitsa.
" Ooo, begitu ya? jadi Maitsa sudah tahu semua itu? tanya ibu Maitsa.lagi
" Iya begitu kata ustad kemarin " jawab Maitsa.
" Nah karena Maitsa sudah tahu, maka sekarang tinggal memantapkan cita - citanya untuk menjadi seorang penghafal Al qur an" kata ibu Maitsa.
" Kata ustad juga harus sering - sering diperbaharui niatnya dan luruskan niat hanya mengharap ridho dari Allah SWT" kata MaitsaÂ
" Yaa Alloh, Pintar sekali kamu sekarang nak " kata ibu Maitsa bangga.
Sejak saat itu memang perkembangan Maitsa terus menanjak, walaupun belum bisa mencapai setoran hafalan 30 juz. Semua sangat kami maklumi, mengingat Maitsa dari kecil memang tidak/ belum dibekali dengan ilmu - ilmu hafidz. Ngajinya juga sama seperti anak - anak desa kebanyakan, hanya di masjid dekat rumah. beberapa bulan menjelang masuk MTs, memang sempat mengaji di pondok di desa sebelah. Namun juga, pengajian di pondok tersebut bukan khusus mengaji tahfidz, tapi mengaji ilmu - ilmu agama Islam pada umumnya.
Masa Kecil dan  Masa di Sekolah Dasar