"kenapa kamu melanggar perintah bapak!! Bapak sudah bilang jagan pernah kamu bermain cinta dengan wanita didesa sebrang. Ucap Pak Loso dengan muka memerah, menahan rasa kesal dan terkejut atas jawaban Bayu.
"Bayu tahu Pak, bayu salah. Tapi kenapa Bapak tidak merestui kami", dengan memegang tangan Pak Loso.
"Bapak sudah bilang berkali-kali bahwa tradisi dikluarga kita tidak boleh adanya pernikahaan yang arahnya ngalor(utara) ngulon(barat). Kamu tidak mau mendengarkan kata bapak!"
Tanpa banyak kata Pak Loso langsung pergi dan meninggalkan Bayu di ruang tamu. Tanpa memandang bayu sekalipun, karena menurut pak Loso tradisi adalah suatu keyakinan yang harus dipatuhi dan terus berlaku sampai ke generasi-generasi selanjutnya.Â
Bayu hanya bisa pasrah dan tabah karean sudah tau apa yang dilakukannya ini akan berdampak buruk baginya. Pak loso memang sangat mepercayai adat istiadat yang ada sejak beliau kecil. Dulu orang tua Pak Loso juga sangat mempercayai akan tradisi kejawen yang sekarang turun ke  Pak Loso sugandha. Â
Pada saat itu juga Bayu dengan bersih kekeh untuk mendapat restu dari orang tuanya. Dengan keyakinan akan cinta Bayu kepada anak tabib didesa sebrang Bayu dengan tegas menghampiri ayahnya lagi.
"Bayu ndak ingin bapak marah" , ucap Bayu sambil duduk simpuh bdisebelah ranjang ayahnya duduk.
"Alasan apa lagi le", dengan membuang muka tanpa melihat Bayu sedikitpun.
"Bayu hanya ingin membuat bapak bahagia dan bangga pada bayu"
"lalu ini semua apa le, kamu saja tidak mendengarkan perkataan bapak", dengan nada terbata-bata
"bayu juga tidak menginginkan hal ini Pak, bayu ingin Bapak segera tahu kalau bayu sudah dewasa dan bisa memilih mana yang terbaik untuk Bayu", ucap Bayu dengan duduk simpuh didepan Bapaknya.