"PERGI SANA!!" teriakku membuat kelima cewek itu segera angkat kaki dari kelas 1A.
Setelah memastikan mereka benar-benar keluar dari sini, aku mengalihkan pandangan kepada si Kutilangdara. Kedua tanganku kini bertumpu di atas meja, sehingga wajah kami kini berdekatan.
"Gue bukannya nolong lo, jadi jangan salah paham." Aku memandangi mata cokelat lebarnya bergantian. "Di sekolah ini hanya gue yang boleh intimidasi lo, bukan mereka."
Aku kembali menegakkan tubuh, lantas berlalu dari hadapannya. Tidak ingin juga dia merasa diperhatikan olehku, nanti malah kegeeran.
"Oi Bran, tumben lo di sini?" sapa Bayu saat melihatku keluar dari kelas 1A.
Ternyata siswi yang tadi ada di sini sudah bubar semua, sehingga Bayu bisa mendeteksi keberadaanku dengan mudah di sini.
"Lagi lurusin kesalahpahaman aja tadi," sahutku sambil menggaruk kepala tak gatal.
Bayu mengamatiku sebentar. "Beneran tadi geng Chibie ke sini?"
"Biasa, mereka suka cari gara-gara," tanggapku sekedarnya. "Gue balik ke kelas dulu, Bay. Sebentar lagi udah waktunya masuk."
"Oke. Sampai ketemu entar sore di klub," ujarnya sambil menepuk pundakku.
Aku mengangkat tangan kanan ke atas merespons perkataannya. Langkah kaki kembali memasuki kelas. Hari ini mata pelajaran yang sangat membosankan, Matematika dan Fisika. Hufh!