"Minggir," kataku agar siswi yang berdiri di luar kelas 1A memberi ruang.
"Lo tuli ya? Dari tadi gue tanya nggak dijawab. Ngapain lo sama Brandon di depan??" tanya salah satu cewek berpenampilan menonjol yang sudah jelas anggota Chibie dengan suara meninggi.
"Ngapain kalian sebut-sebut nama gue?" sergahku menatap tajam lima orang cewek yang langsung terperanjat mendengar suaraku.
Mereka membalikkan tubuh serentak dengan raut wajah terkejut.
Aku menaikkan sebelah alis melihat mereka satu per satu sambil mengunyah permen karet. Satu tangan dimasukkan ke dalam saku agar memberi kesan maskulin. Bukannya kesan, tapi memang aku ini maskulin. Tidak percaya? Buktinya kelima cewek tenar yang ada di depanku saat ini menasbihkan diri sebagai fans-ku.
"Cewek ini nggak tahu malu, dia pasti gangguin kamu, 'kan?" ujar salah satu dari mereka yang entah siapa namanya.
"Emang kalau dia ganggu gue, urusannya apa sama kalian? Merasa tersaingi?" tanggapku dengan ekspresi datar.
"Kami sebagai fans kamu nggak terima," protes salah satu di antara mereka disambut anggukan kepala yang lain.
Aku melihat si Kutilangdara nyaris tertawa. Dasar cewek aneh, apanya yang lucu? Justru seharusnya dia takut sekarang karena berhadapan denganku dan geng Chibie yang terkenal kejam.
"Bukan urusan kalian. Sudah pergi sana! Belajar yang benar," suruhku sambil mengibaskan tangan.
Mereka diam tidak beranjak pergi.