"Hmmm ... Mama masak apa nih?" tanyaku sambil mengendus aroma ayam kecap.
"Biasa, masakan kesukaan kamu, Bran. Mandi dulu gih, habis itu baru makan." Mama menepuk pelan pundakku.
"Papa udah pulang?"
"Belum, sebentar lagi."
"Aku makan tunggu Papa pulang aja, biar barengan," kataku sebelum melangkah ke lantai dua meninggalkan Mama di ruang tamu sendirian.
Keluargaku sangat harmonis. Mama sosok wanita penyayang dan hangat, sedangkan Papa sosok pria bertanggung jawab dan sangat menyayangiku. Aku mengagumi Papa dan berharap ingin seperti dirinya ketika dewasa nanti. Apalagi beliau sangat mencintai Mama.
Tiba di dalam kamar, kuhempaskan tubuh di atas kasur terlebih dahulu. Beraktivitas seharian terkadang membuat lelah juga. Sejak SMP aku selalu disibukkan dengan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka dan basket. Mama menyarankannya agar aku tidak manja dan bisa bergaul dengan teman-teman yang lain. Tetap saja tidak terlalu banyak siswa yang bisa menjadi temanku.
Diri ini termasuk pemilih dalam berteman, jika merasa tidak nyaman maka akan berinteraksi secukupnya saja. Aku paling tidak suka bergaul dengan orang yang baik di depan, ternyata di belakang sebaliknya.
Sambil menunggu suhu tubuh stabil, kuraih ponsel dari dalam tas. Kubaca beberapa pesan yang masuk ke aplikasi Blackberry. Ternyata mayoritas berasal dari wanita yang caper (cari perhatian) kepadaku.
Cewek 1: Brandon besok mau aku bawakan cokelat ya.
Cewek 3: Nggak sabar nunggu kamu latihan besok sore, Brandon :*