Mohon tunggu...
Kang Chons
Kang Chons Mohon Tunggu... Penulis - Seorang perencana dan penulis

Seorang Perencana, Penulis lepas, Pemerhati masalah lingkungan hidup, sosial - budaya, dan Sumber Daya Alam

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jalan Tengah Gonjang-ganjing Urusan Lobster, Kembangkan Industri Budidayanya

17 Desember 2019   10:27 Diperbarui: 18 Desember 2019   18:49 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ANTARA FOTO/Ardiansyah)

Pertimbangan sosial ekonomi tidak boleh mengorbankan aspek kelestarian SDA dan lingkungan, pun begitu sebaliknya. Prinsip-prinsip sustainable development seperti   kehati-hatian, kepentingan intra dan antargenerasi, serta kelestarian biodiversity tidak boleh dikesampingkan.

Ekspor benih memang sangat menjanjikan, itulah kenapa black market yang melibatkan mafia-mafia kakap banyak bermain pada bisnis ini, meski aturan diberlakukan.

Tapi, pernyataan dari pejabat publik yang hangat di media bahwa ekspor benih harus dilakukan untuk menghindari praktik ilegal, bagi saya adalah logika terbalik dan keliru. Bagaimana ini jika jadi preseden bagi kasus-kasus barang ilegal lainnya?

Yang jelas, pandangan saya dari hasil telaahan menyarankan agar pemerintah tidak membuka ekspor benih lobster dan perdagangan benih lobster hanya bisa dilakukan untuk kepentingan pengembangan industri budidaya lobster nasional.

Jika, ekspor benih dibuka, meski dengan pengaturan kuota, saya meyakini industri budidaya nasional tidak akan bisa berkembang dan ini kontraproduktif dengan visi Presiden untuk mengembangkan industri akuakultur nasional.

Industri Budidaya Lobster Jalan Tengah Satu-satunya
Selama ini banyak kalangan memandang bahwa aktivitas akuakultur hanya fokus pada kepentingan ekonomi, padahal faktanya akuakuktur memiliki peran penting sebagai buffer stock sumber daya ikan. 

Maka, jika melihat kesimpulan hasil studi di atas, jelas pengembangan industri budidaya lobster nasional menjadi jalan tengah satu-satunya untuk memanfaatkan nilai ekonomi yang jauh lebih besar dan di sisi lain tetap menjaga kelestarian stok. 

Jika kita mampu memanfaatkan minimal 20% saja dari 100 juta ekor benih maka akan ada potensi nilai ekonomi minimal 1,5 trilyun per tahun. Ini jauh lebih besar jika hanya dibiarkan hidup di alam.

Tentu, sekali lagi dengan catatan ekspor benih tidak diizinkan. Jika, ekspor benih terbuka, maka pembudidaya tidak akan mampu bersaing dengan harga yang tinggi.

Nelayan akan lebih tertarik jual ke eksportir dan akan ada alih profesi dari pembudidaya ke nelayan tangkap benih. Ini karena sosio-kultur masyarakat yang lebih menyukai proses instan.

Perlu diketahui, 80% suplai benih lobster di Vietnam berasal dari Indonesia. Dan Vietnam mampu mendominasi supply share pasar ekspor dunia dengan nilai yang fantastis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun