Mohon tunggu...
Hendro Meze Doa
Hendro Meze Doa Mohon Tunggu... -

aku orang yang frendly and open minded

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jari Terakhir

27 Maret 2013   12:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:08 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ingatanku mulai terbuka.

“ Kalau tak salah, politik pernikahan itu dilakukan para saudagara Timur Tengah ketika pertama kali datang ke nusantara. Mereka menikahi puteri-puteri raja dan bangsawan. Mereka menjadi bagian dari keluarga bangsawan. Menjadi keluarga bangsawan berarti mereka memiliki kuasa dan pengaruh. Apapun yang mereka lakukan akan didukung oleh pihak keluarga.

“ Itulah maksudku menikahi Nadia” tegas Poli padaku. Sas untuk tetap bertahan dan menang, aku harus memiliki pendukung. Kamu tahu aku bukan dari suku yang hebat dan besar. Nadia berasal dari suku yang hebat, besar. Ayahnya petinggi suku dan sangat disegani. Bukankah dengan menjadi bagian dari suku mereka, niscaya aku pasti akan mendapat dukungan dari mereka. Aku tak perlu membeli mereka, mereka dengan sendirinya akan mendukungku.

Kamu pasti bertanya tentang perkara cinta. Sas, cinta dapat tumbuh seiring dengan waktu. Lagian Sas, apa sih yang sulit untuk mendapatkan gadis muda dan cantik. Setiap minggu bahkan setiap hari pun aku bisa mendapatkannya. Dengan uang apa sih yang tidak bisa didapatkan. Maaf, aku berkata demikian. Aku tahu kamu adalah pembela kaum perempuan. Aku hanya berusaha untuk jujur padamu. Ketahuilah, setiap bulan kami datang ke ibu kota dengan dalih pertemuan. Selepas pertemuan, kami akan menyambangi tempat-tempat pelepas birahi dengan ditemani gadis-gadis muda yang mengaku masih sekolah, masih kuliah. Mereka membutuhkan uang,kami membutuhkan kehangatan

“ Nadia jadi istri pajangan bagimu di rumah, di depan banyak orang, “ tanggapku dengan rasa jengkel.

“ Aku tak tahu apa yang akan Dia rasakan. Bagiku dia sudah merasa senang bisa mendapatkan laki-laki sepertiku. Kamu tahu tidak Dia pernah berujar aku seperti pangeran yang datang memberikan ciuman kehidupan baginya yang telah lama tertidur. Ia pernah kehilangan asa untuk bisa bersuami. Tak ada yang mau menikahinya. Tapi ketika aku datang dan menyatakan niatku. Ia dengan senang menerimaku, meski ada kaget dan ragu dalam dirinya.

Dari pada kejengkelanku semakin menumpuk, aku bertanya lagi tentang cincin-cincin bertuahnya itu.

“ Jadi kamu tidak lagi menggunakan cincin-cincin bertuah ini”?

Sejauh ini, berkah dari cincin-cincin tersebut telah ia terima. Kemudaannya tidak menjadi baginya untuk bergabung bersama para pendahulunya. Para tetua mulai menaruh rasa hormat padanya. Ia selalu diajak untuk terlibat dalam setiap pertemuan. Di setiap pertemuan, kata-katanya selalu sebagai kesimpulan dan itulah yang akan dijalankan oleh  partai. Ia semakin disegani oleh lawan dan kawan. Kemenangan, ketenaran semakin dekat padanya. Semuanya ini mungkin semakin menumbuhkan rasa banggaku atasnya. Tapi rasa banggaku ini belum lengkap bila Poli tak segera memunculkan idealisme luhurnya. Poli masih begitu lekat pada dirinya. Ia belum berpaling pada yang lain. Sekali, aku bertanya tentang hal ini. Tapi, ia justru berkata bahwa belum waktunya memikirkan dan berbuat banyak untuk orang lain.

“ Sas, aku akan tetap untuk menggunakannya” ujar Poli padaku. Aku tak mungkin melepaskan cincin bertuah setelah semua rejeki yang kudapat. Lebih dari itu, aku telah menanam dendam dan benci dalam diri pada lawan politikku. Bila aku melepasnya, aku akan mudah terkena teluh.

“ Lalu, mengapa kini kau lepaskan kesepuluh cincin bertuah ini? Tidak takutkah kamu pada teluh yang mengincarmu saat ini?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun